Setelah mengudara selama 10 episode yang penuh dengan intrik politik dan pertarungan kekuatan, serial Shogun akhirnya menyelesaikan perjalanannya di episode ke-10. Namun, keputusan mengejutkan di akhir serial ini tak melibatkan adegan pertempuran berdarah antara kubu Yoshi Toranaga dan pasukan Ishido Kazunari.
Dalam penutupan yang tak terduga ini, serial yang dipimpin oleh Hiroyuki Sanada mengungkapkan rencana rahasia dari tokoh utamanya, Toranaga, dalam upayanya untuk meraih kemenangan dan meraih posisi sebagai Shogun. Bagaimana akhir cerita bagi para karakter yang telah menjadi bagian dari perjalanan ini?
Para penggemar dibiarkan dengan tanda tanya besar tentang nasib setiap karakter, apakah mereka berhasil mencapai tujuan mereka atau terjerat dalam belitan intrik politik yang semakin rumit.
Kesimpulan serial Shogun meninggalkan penonton dengan rasa penasaran yang mendalam dan semakin menegangkan. Lantas seperti apa penjelasan ending serial Shogun? Ini ulasannya.
Rencana Langit Merah
Dalam suasana tegang setelah posisi mereka dihadapkan pada tekanan Dewan Regen, para pengikut setia Toranaga mulai mengharapkan pemimpin mereka untuk melancarkan rencana yang mereka sebut sebagai Langit Merah.
Awalnya, rencana ini dipahami sebagai serangan langsung terhadap markas Dewan Regen di Osaka, yang akan dilakukan oleh pasukan Toranaga sebagai balasan atas penekanan yang mereka alami.
Namun, Toranaga, sosok yang dikenal dengan kecerdasan dan kelicikannya, memiliki interpretasi tersendiri tentang rencana ini. Dalam percakapan rahasia dengan Yabushige, Toranaga mengungkapkan bahwa sebenarnya strategi Langit Merah bukanlah sekadar serangan militer.
Dengan mengirim Mariko ke Osaka dengan maksud untuk membawa pulang keluarga Toranaga, hingga saat kematian tragis Mariko di Osaka, ternyata inilah inti dari rencana Langit Merah yang sebenarnya.
Strategi ini mengungkapkan kedalaman pikiran Toranaga dan menghadirkan klimaks dramatis dalam alur cerita serial ini.
Marika Tewas Secara Tragis
Sebelum Shogun mencapai puncaknya, penonton dihadapkan pada momen yang mendebarkan ketika Mariko, salah satu karakter utama, mengalami nasib tragis di akhir episode kesembilan. Kehadirannya yang mendalam dan peran pentingnya dalam cerita membuat kematian Mariko menjadi sebuah pukulan yang mengguncangkan.
Dalam adegan yang memilukan, Mariko dinyatakan tewas dalam ledakan mengerikan di Osaka, menandai akhir tragis bagi karakter yang dicintai ini. Namun, berkat upaya John Blackthorne dan Lady Ochiba, Mariko dihormati dengan pemakaman yang pantas, memberikan sedikit kelegaan dalam kesedihan yang mendalam.
Kematian Mariko meninggalkan bekas luka yang mendalam bagi para karakter utama seperti Blackthorne, Toranaga, dan para pengikutnya.
Namun, dampaknya juga dirasakan oleh pihak lawan seperti Lady Ochiba, menunjukkan bahwa peristiwa tragis ini memiliki konsekuensi yang meluas di seluruh pihak yang terlibat dalam intrik politik yang rumit.
Kemenangan Toranaga
Yabushige menjadi satu-satunya orang yang diberi kepercayaan penuh oleh Toranaga untuk mengetahui seluruh strategi yang sebenarnya dirancang oleh sang pemimpin. Meskipun tidak secara gamblang ditampilkan, Toranaga diyakini telah memenangkan konfliknya dengan Dewan Regen.
Keberhasilan Toranaga dalam konfrontasinya dengan Dewan Regen terbukti jauh sebelum meletusnya pertempuran. Pasalnya, ketika Lady Ochiba dan anggota Dewan Regen tidak lagi mendukung Ishido, maka Ishido kehilangan kekuatan untuk melancarkan serangan terhadap Toranaga dan pasukannya.
Dengan demikian, strategi politik yang cerdik dari Toranaga membuatnya meraih kemenangan bahkan sebelum terjadinya pertempuran fisik. Kejelian dan kecerdasannya dalam membaca situasi politik menjadi kunci suksesnya dalam menghadapi musuh-musuhnya.
Lady Ochiba Pindah Haluan ke Toranaga
Hingga pada babak akhir episode ke-10, peran John Blackthorne dalam kesuksesan rencana-rencana Toranaga tidak dapat diabaikan. Kontribusinya membawa warna tersendiri dalam perjalanan dramatis serial ini.
Kehadirannya di episode tersebut bukanlah tanpa makna, terutama setelah dirinya dikembalikan dari ambang kematian di Osaka berkat perjanjian rahasia yang disepakati antara Mariko dan Pastor Martin Alvito, sebelum Mariko menghembuskan napas terakhirnya.
Meskipun John Blackthorne sempat terhanyut dalam kilasan masa depan yang tampaknya cerah, ternyata itu hanyalah ilusi. Dalam kilasan tersebut, kita melihat John dalam usia tua, masih memegang erat kalung salib yang pernah dimiliki Mariko.
Namun, realitas kejam segera menampar, karena dalam kejadian sesungguhnya, kalung itu sudah beristirahat di dasar lautan bersama abu suami dan anak Fuji.
Di masa depan yang sebenarnya, John Blackthorne dipastikan akan tetap berada di Jepang. Toranaga dengan tegas memastikannya ketika berbincang dengan Yabushige sebelum mengakhiri hidup Yabushige yang memilih seppuku.
Dengan demikian, masa depan John Blackthorne di tanah Jepang telah ditentukan, menyiratkan bahwa kisahnya dalam negeri Matahari Terbit belum berakhir.
Jangan sampai ketinggalan update berita film bioskop terbaru dan pembahasan unik soal film hanya di BahasFilm.id.
-
oleh
-
