Salah satu series yang mungkin sering dicap sebagai Squid Game wannabe, nyatanya masih bisa memberikan beberapa inovasinya tersendiri, dan tentu, memiliki sisi istimewanya tersendiri. Meskipun secara pengemasan serta pendekatan yang dilakukan kurang lebih sama, namun The 8 Show memiliki pembahasannya tersendiri terhadap narasi sosial yang dibawanya.
Menggunakan formula pendekatan sebuah reality show, di mana individu yang bergabung menjadi pemain di reality show tersebut harus bisa tetap bertahan hingga akhir untuk mendapatkan hadiah yang dijanjikan di awal. Mungkin premis ini bisa sedikit tertebak, di mana di dalamnya para pemeran diisi oleh orang-orang hopeless dengan kesulitannya masing-masing.
Namun dalam plot yang disajikan, The 8 Show mampu memberi sindiran, dengan cara yang lumayan menyenangkan tentang cerminan kehidupan sosial di kehidupan nyata, khususnya di masyarakat modern-urban dan hal ini menjadi semakin gelap dalam balutan adegan-adegan tragis di dalamnya.
Lantas apakah benar The 8 Show merupakan kritik sosial masyarakat modern? Ini ulasan lengkapnya.
Aturan Game yang Mendukung
Maksud mendukung di sini tentu saja dalam hal pendukungan plot cerita. Berbeda dengan Squid Game, di mana para peserta diberi tahu tentang peraturan dengan lebih jelas, dalam The 8 Show peraturan tertulis hanya mencakup hal-hal yang mungkin kurang esensial, dan justru hal yang lebih esensial harus bisa mereka pahami sendiri seiring waktu berjalan.
Dengan lebih leluasa, narasi serta alur cerita menjadi terasa tajam dengan insting bertahan hidup dari tiap-tiap individu yang harus memutuskan untuk tetap egois ataupun bekerja sama. Hal ini yang menjadi dilema moral dari para peserta untuk bisa bertahan di masa kini, atau bertahan hingga akhir.
Waktu menjadi mata uang mereka, dan hal ini menambah kesan kuat narasi tentang bagaimana mereka harus mengorbankan beberapa hal termasuk penampilan gila di pertunjukan untuk bisa memperpanjang durasi waktu.
Plot ini sekaligus menjadi titik awal dari narasi cerminan kehidupan manusia yang coba disajikan sang sutradara, dan nyatanya pesan yang disampaikan mampu diterima secara tegas oleh penonton. Hal ini membuat The 8 Show sebagai kritik sosial semakin tegas.
Baca juga:
- Informasi Tentang Nosferatu,Teror Gotik di Malam Natal
- Post-Credit Moana 2, Pembangunan Kisah untuk Musim Ketiga?
- 10 Film Mirip Squid Game yang Bisa Bikin Kamu Tegang
Tampilan Realitas Masyarakat
Gabungan peraturan, latar, serta konsep yang coba dibangun Han Jae-rim selaku sutradara memang sangat menampilkan pesan kuat tentang kehidupan sosial masyarakat. Mulai dari piramida hierarki yang digambarkan dari tiap kamar, sikap-sikap individu yang egois, serta beberapa ambisi orang yang ingin berkuasa, terekam dengan cukup apik dari cerita serial ini.
Bayangan peserta dengan privilege berbeda yang ditempatkan di dalam ruangan yang sama menjadi contoh nyata dari bagaimana kita melihat kesenjangan di kehidupan nyata, dan hal ini diperparah dengan rasa kekuasaan yang dimiliki oleh beberapa karakter.
Dibandingkan dengan Squid Game, rasanya narasi tentang kritik sosial yang disampaikan The 8 Show terasa lebih kuat dan lebih mudah dipahami oleh penonton.
Watak Karakter yang Merepresentasikan Kehidupan Sosial
Menjadi semakin pelik melihat motivasi para karakter yang akhirnya mempertaruhkan hidupnya untuk bergabung dalam game ini demi satu tujuan yang sama; mendapatkan uang banyak secara cepat. Mari kita coba uraikan terlebih dahulu para karakter sesuai urutan lantai mereka:
- 1F (Bae Sung-woo) merupakan seorang ayah yang mencoba mengobati sang anak melalui pekerjaannya sebagai seorang pekerja sirkus. Hingga akhirnya mencoba mengakhiri hidup untuk mendapatkan asuransi, ia mendapati takdir untuk bisa mengikuti reality show ini.
- 2F (Lee Joo-young) merupakan seorang wanita dengan penampilan yang galak, namun memiliki hati yang baik. Namun, kebaikan hati yang ia miliki justru menjerumuskan hidupnya menjadi terpuruk. Hal ini yang membuat ia harus mencari banyak uang atas masalah rekan kerjanya yang membuatnya harus mencari uang dengan segera.
- 3F (Ryu Jun-yeol) tokoh utama dalam series ini, seorang pria yang memiliki nasib malang dan harus melarikan diri dari debt collector karena menjadi korban penipuan. Dirinya juga sempat ingin untuk mengakhiri hidup, namun merasa menemukan sebuah jawaban masalahnya melalui game ini.
- 4F (Lee Yul-em) seorang wanita yang lahir dari keluarga miskin, dan harus berjuang untuk bisa menaikan kondisi finansialnya. Hal ini yang membuatnya bergabung dengan acara ini, dan memiliki daya juang yang cukup besar untuk bisa mendapatkan hadiah, meski dengan cara yang licik, sebelum akhirnya tersadar untuk mau bekerja sama dengan para peserta lain.
- 5F (Moon Jeong-hee) seorang wanita yang diketahui memiliki masalah mental dan sempat melakukan kesalahan dengan membuka ikatan pemain di lantai 6. Dirinya memiliki kehidupan yang baik, sebelum hubungannya dengan sang suami hancur akibat perselingkuhan di kedua belah pihak, dan ia menemui kebuntuannya saat dituntut sang suami.
- 6F (Park Hae-joon) dirinya merupakan sang trouble maker, yang menganggap segala hal bisa diselesaikan dengan kekerasan. Dirinya berkoalisi dengan 8F, hingga membuat mereka menjadi sosok yang dihindari oleh para karakter. Judi membuat hidupnya hancur dan bergabung dengan acara ini.
- 7F (Park Jeong-min) seorang pria cerdas yang juga memiliki hati nurani yang baik. Dirinya banyak membantu para karakter lain, yang membuat ia cukup dipercaya di dalam acara. Keinginannya untuk bisa membuat sebuah karya film yang masterpiece, membawanya mengikuti acara ini.
- 8F (Chun Woo-hee) berada di lantai 8 membuatnya menjadi orang yang mendapat hadiah lebih. Namun hal ini justru membawa dirinya ke keserakahan dan memiliki sifat nirempati, yang membuatnya selalu haus perhatian tanpa memikirkan perasaan. Latar belakang sebagai seorang penampil, justru membawanya ke takdir masalah besar akibat kegagalan pertunjukan yang ia buat.
8 karakter dari tiap lantai tersebut yang menjadi representasi yang coba ditampilkan dalam serial ini. Meski mungkin klise, dan cukup sering digunakan, watak-watak tersebut nyatanya memang sering kita jumpai dan sangat umum berdampingan dengan kehidupan sehari-hari.
Hal ini yang menjadi sisi istimewa dari narasi The 8 Show, melalui representasi 8 karakter dengan sifat berbeda yang harus bekerja sama, serta tetap berambisi untuk bisa bertahan hingga akhir.
Meski The 8 Show bukan yang terbaik dalam genre ini, namun tetap memiliki keistimewaannya tersendiri lewat narasi sosial, serta sarkastik isu-isu soal kritik sosial yang cukup umum kita jumpai dan pendekatan yang dilakukan dengan bumbu humor gelapnya, mampu menambah nilai plus dari series ini!
Gimana menurut kamu? Apakah The 8 Show layak disebut sebagai sebuah karya yang merepresentasikan kritik sosial masyarakat saat ini?
Jangan sampai ketinggalan update berita terbaru dan pembahasan unik soal film dan series hanya di BahasFilm.id.