Film-film dengan isu romantisme memang menjadi bagian dari pop culture sinema asia beberapa tahun ke belakang. Namun, Han Yan sebagai sutradara memang sudah cukup lekat dalam menggawangi beberapa film bertema serupa, dan masih sukses menghadirkan Go Away Mr. Tumor dan A Little Red Flower, sehingga tidak nampak sebagai ‘fomo’ belaka ketika menghadirkan film ini.
Viva La Vida seakan menjadi pelengkap tema perjuangan hidup dari Han Yan setelah cukup mencuat dari kedua film di atas. Menghadirkan peran mengesankan dari Teresa Li, sebagai Ling Min, seorang gadis berusia 25 tahun yang menderita uremia (sebuah penyakit disfungsi ginjal).
Setelah 2 tahun berjuang dengan segala aturan ketat dalam hidupnya, Ling Min mencoba melakukan sebuah rekaman video ke internet untuk mencari seseorang yang bisa mentransplantasi ginjalnya dengan tawaran Ling Min menjadi pasangan yang akan senantiasa berkomitmen penuh pada sosok yang menjadi calonnya.
Meski tampak frustasi hingga dirinya memutuskan untuk menghapus video tersebut, namun hal ini ternyata menarik obsesi lain dari Luu Tu (Peng Yuchang) yang tertarik untuk hidup bersama dengan Ling Min.
Sepanjang 1 jam 53 menit kita akan disajikan perjalanan ironis dari kedua karakter yang hadir dengan pendekatan absurd di setiap kejadian. “Us against the world” menjadi kalimat yang menggambarkan bagaimana inti narasi akan berjalan, dan menjadi satu hal yang menarik mengikuti perjalanan mereka dalam mengarungi kehidupan serius dan sibuk di China.
Melodrama dengan Komedi yang Nyaman Dijelajahi
Tahap awal cerita, secara mengejutkan Viva La Vida menghadirkan perasaan naik turun yang menyenangkan. Kehidupan Ling Min yang mampu menarik empati penonton, tiba-tiba dipatahkan pada pertemuannya dengan Luu Tu di restoran yang hadir dengan cukup konyol; penampilan lusuh dan gaya bicara serampangan tanpa rasa malu.
Ling yang membatalkan keputusannya, menjadi titik poin awal adegan yang nantinya menunjukan keobsesifan Luu Tu yang juga memiliki latar belakang kelam sebagai orang yang ternyata menderita tumor otak.
Menuju ke tengah, kita akan disajikan adegan komedi yang lebih kacau dan nyaris sebagai humor offbeat dari kedua karakter. Meskipun tetap stick pada latar kelam yang dibawa, dalam beberapa momen penulis sedikit melupakan bahwa film ini mencoba mengundang air mata bagi penonton.
Secara penyajian cerita, Viva La Vida menghadirkan adegan dengan pendekatan yang mencoba menghancurkan emosional yang dibangun. Meskipun dalam beberapa adegan disajikan dengan sedikit berlebihan, namun film ini masih sangat nyaman untuk dijelajahi dengan alur yang ada dari awal hingga ke pertengahan.
Peran Mengesankan Dari Teresa Li dan Peng Yuchang
Teresa Li dan Peng Yuchang mungkin sudah menjadi nama aktor muda yang cukup besar di negeri Jiran. Kedua aktor ini menjadi sosok berbakat, dan hal ini mampu dibuktikan portfolionya dalam film ini.
Menjadi dua karakter kontradiktif, mereka memainkan perannya dengan cukup mengesankan. Peng Yuchang sebagai Luu Tu, sosok yang tampak bodoh namun secara tidak langsung cukup detail dalam hal yang dilakukannya. Teresa Li mungkin lebih serius sebagai Ling Min, namun secara tersirat dirinya memiliki gambaran sosok impulsif dalam beberapa tindakan.
Kedua sifat tersebut mampu ditampilkan dengan luar biasa oleh para aktor lewat beberapa set kostum yang turut mendukung. Seakan menjadi aspek yang patut dipuji untuk perannya dalam film ini.
Baca juga:
- 10 Film Vampir dengan Penampilan Ikonik Sepanjang Masa
- Beberapa Hal Menarik dari Serial From
- 10 Film Menarik yang Hadir di Bulan Oktober 2024
Punya Detail Luar Biasa
Satu hal yang menjadi tantangan besar dalam film berlatar padat adalah bagaimana menyajikan latar yang dibawa, bisa menangkap realitas yang memang ada di kehidupan nyata.
Viva La Vida berlatar di kota Changsa, Tiongkok, di mana kota tersebut menjadi kota terpadat di provinsi Hunan dengan penduduk lebih dari 10 juta jiwa. Film ini cukup mampu memberikan sedikit gambaran, dua orang yang diombang-ambing kehidupan di antara kehidupan padat dan sibuk masyarakat yang nampak apatis.
Keunggulan ini bisa memperlihatkan kontras antara karakter dan non-karakter, dan semakin memperkuat premis yang dihadirkan tentang dua insan yang berjuang dengan latar belakang masing-masing.
Beberapa detail latar bangunan juga cukup mengesankan, dengan beberapa latar populer yang disinggung. Penulis cukup menikmati beberapa elemen ini hadir dalam film, meskipun tidak terlalu menonjol dan tipis.
Ending yang Terasa Terburu-buru
Satu hal yang menarik melihat bagaimana Viva La Vida menjadi film yang terlalu klise untuk ditebak, namun tetap mampu mengolahnya menjadi sesuatu yang nyaman dan mengesankan dalam balutan humor offbeat yang semakin membuat film ini ‘kacau’ dalam konotasi positif.
Menikmati rollercoaster emosional yang ditawarkan dari Viva La Vida, tentunya memberikan penonton ekspektasi besar untuk ending yang lebih mengesankan dan tentunya senada dengan apa yang disajikan sepanjang cerita menuju akhir.
Akan tetapi, cerita menuju ending tampak lebih terburu-buru dan hanya sedikit meninggalkan kesan mendalam dari apa yang dibangun sepanjang awal adegan, terlepas dari film ini menawarkan happy ending ataupun sad ending yang bisa kalian lihat sendiri untuk menghindari spoiler tentunya.
Secara keseluruhan, Viva La Vida menjadi rekomendasi opsi tontonan yang menyenangkan dari katalog romantis di Netflix. Jika kalian berpikir bahwa film ini membawa kita ke kegelapan dari keputusasaan takdir, mungkin pikiran itu hanya angan-angan belaka setelah menikmatinya.
Segala elemen yang disisipkan meskipun tragis, namun ditonjolkan dengan kedua karakter yang mencoba mengais kebahagiaan dari segala hal yang bisa mereka lakukan untuk tetap bertahan. Tampak klise, namun tetap bisa dihargai untuk penonton saat melihat kedua pasangan ini melakukan hal tersebut.
Jangan sampai ketinggalan update berita terbaru dan pembahasan unik soal film dan series hanya di BahasFilm.id.
Viva La Vida
Director: Yan Han
Date Created: 2024-02-10 11:52
4.5
Pros
- - Melodrama dengan Komedi yang Nyaman Dijelajah
- - Peran Mengesankan Dari Teresa Li dan Peng Yuchang
- - Punya detail luar biasa
Cons
- - Ending Terasa Terburu-buru