Review Terminator Zero, Gloomy, Horror dan Mengesankan

Kehadiran Terminator: Zero sekaligus menambah warna baru bagi para pecinta franchise legendaris ini. Dengan pembahasan dan rumor yang banyak dibicarakan pada saat pra-release, penulis tertarik untuk mencoba melihat bagaimana animasi ini disajikan.

Meskipun penulis bukan penggemar berat dari franchise Terminator, namun cuplikan dan samar-samar leak yang hadir pada pra-releasenya sudah sangat menggoda untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana cerita Terminator hadir dalam bentuk animasi. Memperoleh debut skor 100% di Rotten Tomatoes, membuat animasi ini nampaknya mampu menjawab ekspektasi yang disajikan kepada penggemar.

Namun, apakah serial animasi Terminator: Zero benar-benar menarik? Mari kita simak tulisan berikut tentang bagaimana penampilan yang hadir dalam Terminator: Zero, melalui sudut pandang penonton non-fans! Inilah review Terminator Zero yang bisa kita ketahui.

Animasi Khas Production I.G

review terminator zero

Satu hal yang cukup mencolok, ketika penulis pertama kali menonton adalah elemen-elemen visual yang sangat khas dari Production I.G. Terminator: Zero langsung mengingatkan penulis pada anime Ghost in the Shell saat pertama kali melihat beberapa desain karakter, dan latar yang dibawa.

Tapi ini menjadi satu hal yang menarik, mengingat Terminator: Zero merupakan entri berbentuk animasi pertama dari franchise ini, tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi studio untuk menyajikannya ke bentuk animasi.

Namun, pemilihan Production I.G nampaknya menjadi satu hal yang berhasil mengantarkan suasana post-apocalyptic dengan narasi yang suram dari cerita Terminator. Desain karakter dari karakter-karakternya juga cukup memanjakan mata dan sangat match dengan tema yang dibawa; Cybernetic dan Post-Apocalyptic. 

Meski begitu, siluet kebiruan yang ada tampak sedikit kurang dan cukup mengganggu pengalaman menonton. Secara keseluruhan, Terminator: Zero masih sangat memanjakan mata bagi kamu yang menyukai serial animasi dengan visual yang memukau.

Alur Maju Mundur yang Menyenangkan

Matson Tomlin

Dalam awal episode, penulis masih agak sedikit kebingungan tentang bagaimana cerita akan berjalan. Namun, ketika adegan mulai membongkar satu-persatu tentang apa yang sebenarnya terjadi, cerita menjadi semakin menarik dan mulai seru untuk diikuti!

Penggambaran dua alurnya juga tidak terlalu membingungkan, dan dijelaskan secara jelas dalam film. Dalam dua alur, penggambaran tahun 2022 nampak lebih dystopian dan ditampilkan dunia yang dipenuhi kebingungan tanpa harapan bagi setiap penghuninya. Ketika alur 1997, cerita ditampilkan dengan lebih berwarna lewat fokus utama pada keluarga Profesor Malcolm.

Penggambaran dua alur di awal sangat sukses membangun suasana sebelum konflik utamanya terjadi. Formula eksposisi seperti ini akan sangat membantu penonton lebih terbawa dan masuk ke dalam adegan yang sesungguhnya. Dengan durasi yang juga tidak terlalu panjang, dari episode awal ke episode tengah, penulis sangat menikmati bagaimana setiap bingkai ceritanya terbangun.

Menonjol Dengan Nuansa Horror

Terminator Zero horor

Satu hal yang cukup mengejutkan saat menonton Terminator: Zero, penulis sedikit terkejut bahwa animasi ini akan menonjolkan elemen horror. Dengan dubbing Jepang, sekali lagi penulis agak merasa kembali tertarik pada animasi Ghost in the Sell.

Gelap, gloomy, serta depresif menjadi narasi yang akan menonjol dalam cerita. Bahkan pengalaman menonton Terminator: Zero terasa sangat berbeda dengan film-film Terminator yang hadir sebelumnya. Dengan penggambaran awal robot yang bersandingan dengan manusia, cerita akan mengeksplorasi bagaimana para robot justru menjadi ancaman utama bagi keberlangsungan dunia.

Pengembangan karakter Malcolm Lee menjadi satu aspek yang membuat film ini tampak mencoba membangkitkan perasaan mengganggu dan mengancam dari narasi yang dibawa. Kemudian dengan alur di masa depan, semakin memperkuat cerita bahwa animasi ini bukan hanya animasi tembak-menembak biasa.

Baca Juga:

Kokoro Sosok yang Mengerikan?

Kokoro

Kokoro awalnya menjadi titik cerah yang harapannya bisa membawa semua ancaman yang dihadirkan ke arah perdamaian. Meski begitu, ternyata Malcolm Lee masih memiliki kekhawatiran tentang AI ini justru bisa menjadi malapetaka baru bagi kekacauan dunia.

Satu aspek yang menjadi titik poin utama penulis merasa tersorot bahwa sosok ini akan membawa konflik spesial, berada di scene ketika Kokoro mengatakan “Apa yang membuatmu berpikir bahwa umat manusia layak diselamatkan?“. Tentu saja pertanyaan ini menjadi titik awal dari kesuraman pandangan Kokoro terhadap manusia.

AI ini menjadi sosok kompleks dalam cerita, dan semakin menarik untuk mengkonsep ulang pandangan penulis tentang apakah satu hal yang bijak untuk menghentikan AI dengan AI lain setelah adegan tersebut. Namun, hal ini tentunya kembali lagi pada awal plot tentang harapan Malcolm untuk membuat sebuah robot yang memiliki emosi serta pemikiran mandiri.

Nah, jika kalian sudah menonton Terminator: Zero, Kokoro bisa saja akan menjadi salah satu ancaman utama, yang tidak hanya sebagai ancaman biasa, namun menawarkan pandangan lain dan refleksi yang mendalam tentang konflik manusia melawan robot.

Kenta Sangat Kompleks

Kenta

Review Terminator Zero selanjutnya adalah mengenai salah satu karakternya. Satu sosok yang menjadi fokus utama dalam Terminator: Zero, adalah Kenta yang merupakan anak dari Malcolm Lee di alur 1997.

Mungkin dalam penampilan awal, kita masih melihat Kenta sebagai sosok anak biasa, namun dengan kecerdasan yang sangat mungkin untuk meneruskan kiprah Ayahnya.

Namun, di episode akhir, kita akan melihat Kenta ternyata merupakan sosok yang berpengaruh dari keberlangsungan dua alur utama, dan juga masih memiliki hubungan dengan plot yang hadir pada Kokoro dan Cyborg masa depan. 

Dengan sosok dirinya yang kompleks, eksplorasi dari karakter ini masih belum terbukti secara keseluruhan. Apakah Kenta akan menjadi harapan bagi umat resistance? Atau justru membawa kehancuran yang terjadi. Masih banyak kemungkinan yang bisa dieksplorasi jika hadir sekuel lanjutan dari animasi ini.

Masih Menawarkan Banyak Kemungkinan

Terminator Zero ending

Jika kalian berharap menonton Terminator: Zero akan menuntaskan seluruh ceritanya, itu hanya menjadi harapan yang salah. Terminator: Zero masih menawarkan kemungkinan lanjutan dari ending yang dihasilkan. 

Seperti pernyataan Malcolm tentang Eiko yang merupakan Ibunya di masa depan, serta bagaimana keberlangsungan Kokoro di masa depan. Kemudian sosok Kenta yang bisa saja menjadi karakter yang berbahaya, atau justru penyelamat manusia?

Meski begitu, Terminator: Zero mampu memberi pandangan lain dalam franchise Terminator, dan sangat direkomendasikan bagi kalian yang sedang mencari animasi dengan konflik moral mendalam.

Lewat karakter-karakternya yang kompleks dan narasi yang menawarkan interpretasi luas, seri ini nampaknya akan mampu menggaet banyak penggemar baru untuk menilik kembali bahwa Terminator tidak hanya menyajikan adegan aksi tembak-menembak sci-fi biasa.

Itulah review Terminator Zero yang bisa kita ketahui. Bagaimana menurut kamu? Apakah film ini layak ditonton. Selain review Terminator Zero, ada sejumlah review lain yang bisa kamu nikmati di Bahasfilm.id!

Nonton Serial Terminator: Zero di Sini

Jangan sampai ketinggalan update berita soal film dan pembahasan unik soal film hanya di BahasFilm.id.

Penulis
  • Rama Satria Agung

    Tumbuh berkembang bareng tulisan dan bacaan. Punya hobi nulis yang lagi coba dikembangin. Anaknya Pop Culture banget.

Share:

Tinggalkan komentar

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.