House of Dragon season 2 mengakhiri musim perdananya di episode 8. Jumlah episode yang ada di season 2 ini sejatinya jauh lebih sedikit dibanding season 1. Jika melihat season 1, jumlah episode dari House of Dragon mencapai 10 episode.
Meski hanya mencakup delapan episode, House of Dragon season 2 mampu menghadirkan drama yang benar-benar dahsyat. Kita benar-benar diajak melihat dendam perang saudara dari para Targaryen di season 2 secara detail. Bahasfilm.id ingin mengajak kamu melihat review House of Dragon season 2.
Apakah House of Dragon season 2 mampu menjawab ekspektasi penonton? Atau serial ini justru terasa hambar? Mari kita ulas satu per satu mengenai review House of Dragon season 2.
Lebih Intense, Penuh Pertempuran
Di awal season 2 kita melihat duka mendalam Rhaenyra setelah putranya dibunuh oleh Aemon. Seakan masih pemanasan, episode awal memang tidak penuh dengan intrik. Tapi begitu masuk episode ketiga kita benar-benar diajak melihat arena pertempuran para naga yang sesungguhnya.
Pertempuran antara Aegon, Aemond, Rhaenys, Sunfyre, Vhagar, dan Meleys ini diperlihatkan dengan cara yang epik. CGI yang ditampilkan juga sangat halus sehingga tidak mengganggu fantasi dari para penonton. Setelah episode empat, penonton masih diajak melihat pertempuran.
Meskipun bukan pertempuran fisik seperti yang terjadi di episode ketiga, kita diperlihatkan pertempuran taktik saat Rhaenyra berhasil membuat kacau King’s Landing dengan taktik milik Mysaria. Berbeda dari Game of Thrones yang lebih banyak menonjolkan intrik politik, House of Dragon season 2 terasa lebih “langsung”.
Mudah Dimengerti, Terasa Langsung
Bicara soal terasa “langsung”, House of Dragon season 2 memang memiliki cerita yang tidak terasa berputar. Hal ini membuat penonton memahami berbagai konteks yang ada di dalamnya. Kesan ringan ini cocok sekali buat penggemar lore Game of Thrones yang baru. Tidak berlebihan memasukan hal ini sebagai poin di review House of Dragon season 2.
Dengan membaca sinopsis yang ada mereka bisa langsung paham mengenai apa yang terjadi di House of Dragon. Meskipun di season 1 kesan cerita yang berputar-putar masih ada, di season 2 hal ini diperbaiki sehingga ceritanya lebih padat dan simpel.
House of Dragon season 2 juga minim flashback sehingga sangat asyik untuk dinikmati tanpa kita bertanya-tanya mengenai poin di flashback tersebut.
Unsur Fantasi Kuat, Naga Punya Peran Penting
Game of Thrones merupakan serial fantasi namun tidak terasa fantasi karena lebih menonjolkan unsur politik dan drama di dalamnya. Namun menjelang akhir kita diperkenalkan dengan White Walkers yang bisa menghidupkan mayat, unsur sihir, dan tentu saja naga!
Tapi unsur fantasi yang ditampilkan benar-benar sangat minim karena menurut bukunya, Game of Thrones memang terjadi setelah para naga punah setelah pertempuran para Targaryen di House of Dragon.
Itulah mengapa pada akhirnya kita melihat banyak sekali naga di House of Dragon karena menurut cerita, di era Rhaenyra naga masih hidup dan menjadi kekuatan utama Targaryen. Jika House of Dragon season 1 masih menampilkan sedikit naga, season 2 memperlihatkan kita naga-naga terkuat yang digunakan untuk perang.
Tidak hanya satu atau dua scene saja, naga di House of Dragon season 2 diperlihatkan berkali-kali. Tak cukup sampai di situ, naga di season 2 juga menjadi inti cerita.
Peran Sentral Para Karakter yang Dianggap Lemah
Di season 2 kita tidak hanya melihat karakter yang superior namun juga karakter lemah. Menariknya karakter superior di season 2 semuanya digambarkan sedang dalam keadaan tak berdaya mulai dari Aegon sampai Rhaenyra.
Aegon usai dibakar oleh Vaghar menjadi karakter yang rapuh. Di situlah Larys Strong yang fisiknya lemah masuk dan memberikan bisikan-bisikan pada Aegon untuk mengambil keputusan. Hasilnya Aegon bisa selamat dan meninggalkan King’s Landing sebelum dibakar oleh Rhaenyra.
Di sisi lain Rhaenyra juga digambarkan sebagai sosok yang bimbang. Dia ditinggalkan suaminya Daemon dalam waktu lama. Hal ini membuatnya tak bisa berpikir jernih. Di situlah Mysaria yang merupakan seorang yang dulunya pramuria masuk dan memberikan strateginya untuk menjatuhkan King’s Landing.
Peran-peran sentral yang diberikan pada karakter lemah memang menjadi DNA utama dari intrik yang dimiliki Game of Thrones. Menariknya hal ini bisa dieksekusi dengan baik di House of Dragon season 2.
Sayangnya Peran Daemon Kurang Menonjol
Daemon Targaryen merupakan salah satu sosok terkuat di klan Targaryen. Pengalaman, kecerdikan, dan kekuatannya bahkan lebih mengerikan dari adiknya, Aemond Targaryen. Di season 2 Aemon memainkan banyak peran penting salah satunya adalah melakukan kill pada Rhaenys.
Dia juga melakukan penyerangan terhadap saudaranya sendiri, Aegon Targaryen hingga menjadikannya cacat. Berbanding terbalik dari keponakannya, Daemon justru melempem di season 2. Selain tidak mendapatkan peran untuk beraksi, Daemon dari segi penokohan juga kurang greget.
Satu-satunya momen greget Daemon adalah saat mendeklarasikan perang dan kesetiaannya pada Rhaenyra di episode delapan. Sejatinya Daemon masih bisa mendapatkan dialog, penokohan, dan hal yang lebih greget dari sekadar karakter figuran biasa.
Itulah review House of Dragon season 2 yang bisa ketahui. Bisa dibilang season 2 membawa drama dan pertempuran dengan sangat bagus. Selain itu dari sisi cerita season 2 juga sangat mudah dimengerti. Sayangnya kurangnya penokohan dan peran Daemon membuat karakter ini seakan terlambat perkembangannya dalam cerita.
Selain review House of Dragon season 2 Bahasfilm.id juga mereview film lainnya ya!
Tonton House of Dragon Season 2 di sini
Jangan sampai ketinggalan update berita terbaru dan pembahasan unik soal film dan series hanya di BahasFilm.id.
House of Dragon Season 2
Director: Geeta Vasant Patel
Date Created: 2024-06-16 13:00
4.5
Pros
- 1. Lebih Intense, Penuh Pertempuran
- 2. Mudah Dimengerti, Terasa Langsung
- 3. Unsur Fantasi Kuat, Naga Punya Peran Penting
- 4. Peran Sentral Para Karakter yang Dianggap Lemah
Cons
- 1. Sayangnya Peran Daemon Kurang Menonjol
House of Dragon Season 2
Director: Geeta Vasant Patel
Date Created: 2024-06-16 13:00
4.5
Pros
- 1. Lebih Intense, Penuh Pertempuran
- 2. Mudah Dimengerti, Terasa Langsung
- 3. Unsur Fantasi Kuat, Naga Punya Peran Penting
- 4. Peran Sentral Para Karakter yang Dianggap Lemah
Cons
- 1. Sayangnya Peran Daemon Kurang Menonjol