Genre coming of age hadir dengan menawarkan penonton sudut pandang menarik yang bisa dikulik dari transisi remaja ke dewasa. Dengan berbagai konflik awal yang ditawarkan, biasanya film-film coming of age bermuara ke satu isu yang diangkat, yaitu pencarian jati diri.
Beberapa judul film ini sangat sukses mengantarkan penonton melihat bagaimana sang karakter dalam cerita digali temanya dengan cukup baik dan mampu menyajikan aspek-aspek emosional yang hadir.
Mulai dari The Breakfast Club yang ikonik, hingga nama-nama lain yang juga tak kalah mengesankannya, ini dia rekomendasi 15 film coming of age yang bisa kalian tonton untuk menelisik lebih jauh tentang genre ini!
1. The Breakfast Club
The Breakfast Club membawa fokus pada lima orang siswa SMA dengan latar belakang kepribadian yang berbeda. Mereka harus menjalani sebuah hukuman di ruang detensi karena kesalahan yang dilakukan hingga harus dihukum selama 8 jam.
Hukuman tersebut membawa mereka ke sebuah percakapan yang menarik di antara kelimanya, mulai dari masalah diri, hingga tekanan sosial yang dialami. Plot tersebut dieksplorasi dengan cukup baik oleh The Breakfast Club, hingga dianggap sebagai salah satu film coming of age terbaik dan paling ikonik.
Kehadirannya sekaligus berpengaruh pada pengenalan coming of age ke khalayak yang lebih luas, dan menjadi film yang cukup berpengaruh pada remaja di tahun 80-an. Film ini akan sangat cocok bagi kamu yang baru mencoba mencari tontonan coming of age.
2. Stand By Me
Stand By Me berlatar tahun 1959, dan mengisahkan sebuah cerita empat sahabat bernama Gordie, Chris, Teddy, dan Vern. Mereka mencoba mencari mayat seorang anak yang hilang, dengan tujuan untuk bisa menemukan dan membuat mereka menjadi orang terkenal di daerahnya.
Namun, perjalanan tersebut membawa mereka ke pengenalan diri yang jauh lebih dalam, baik secara individu ataupun hubungan pertemanan mereka. Dengan segala tingkah naifnya, cerita disajikan dengan cukup ringan namun mendalam.
Stand By Me juga cukup direkomendasikan bagi kamu yang sedang mencari tontonan coming of age, namun dengan latar yang lebih luas di sebuah petualangan. Dengan segala grasa-grusu, serta cerobohnya, tema remaja yang diangkat cukup dieksplorasi dengan baik, dan mudah untuk dinikmati.
3. Clueless
Clueless mungkin tak asing di kalangan pecinta drama remaja era 90an. Dengan fokus utama pada Cher Horowitz, film ini mengeksplorasi tema tentang seorang gadis kaya dan populer di sebuah sekolah bernama Beverly Hills High School.
Dirinya identik dengan kesan fashionista dan seorang yang sangat percaya diri, namun dianggap sebagai orang yang superficial charm oleh orang lain, khususnya teman-temannya.
Hal itu karena Cher senang membantu teman-temannya, dan melakukan segala hal untuk bisa membuat teman-temannya bahagia dengan diri mereka. Namun, hal itu membawanya ke sebuah obsesi pada ‘membantu’ teman-temannya untuk mendapatkan kepuasan pribadi.
Film ini mengeksplorasi fokus pada Cher, serta hubungan remaja yang memang sedang dalam pencarian jati diri untuk menemukan konsep hidup di dirinya, dan melibatkan beberapa aspek emosional yang ada, mulai dari romantis, cinta, serta hal-hal yang lekat dengan remaja pada umumnya.
4. Boyhood
Jika Clueless berfokus pada seorang gadis, berbeda halnya dengan Boyhood yang mengajak kita mengikuti tumbuh kembang pada seorang anak laki-laki, bernama Mason Evans dengan dinamika kehidupan keluarganya.
Cerita akan memfokuskan bagaimana tumbuh kembang Evan mulai dari seorang anak-anak, hingga usia remaja akhir dengan berbagai masalah yang hadir di lingkungannya. Mulai dari perceraian, adaptasi lingkungan, serta hubungan sosial dirinya dengan teman-temannya.
Dengan eksplorasi tersebut, cerita mampu merangkum bagaimana kehidupan masa kecil berpengaruh pada seseorang di masa dewasanya dengan pendekatan yang cukup realistis, dari mulai usia 6 tahun hingga sang tokoh utama beranjak dewasa.
Film ini bisa dibilang merupakan film coming of age sesuai harfiahnya, dan mampu memberikan penonton sebuah sudut pandang menarik dari sutradara Richard Linklater tentang tumbuh kembang individu.
5. Lady Bird
Lady Bird menjadi film debut penyutradaraan dari Greta Gerwig dan cukup mencuri perhatian dengan tema coming of age yang dibawanya. Membawa penonton ke dalam cerita Christine McPherson, seorang gadis yang tinggal di Sacramento, California pada awal 2000an, film ini menyajikan perjalanan emosional remaja dengan cukup menawan!
Dengan segala dinamika konflik yang ada, penonton akan disajikan bagaimana Lady Bird tumbuh sebagai sosok yang jauh dari privilege dan mencoba mengejar impiannya sekaligus pencarian jati diri yang sesungguhnya.
Konfliknya tidak hanya dari diri, namun juga keluarga, hubungan sosial, serta finansial keluarganya. Pendekatannya ceritanya juga membawa kita ke rasa empati yang mampu disajikan dengan sangat mengesankan oleh Gerwig, dan mudah untuk memahami bagaimana kita melihat karakter Lady Bird menjadi sosok yang cukup emosional dalam cerita.
6. Ferris Bueller’s Day Off
Ferris Bueller’s Day Off hadir khas dengan elemen komedi tentang sebuah remaja yang mencoba melakukan sebuah petualangan unik. Berfokus pada Ferris Bueller, seorang siswa SMA yang bisa dibilang cukup nakal dan penuh trik cerdas untuk bisa melakukan kenakalan remaja.
Suatu hari, dirinya memutuskan membolos sekolah untuk menikmati liburan di Chicago. Premis tersebut akan membawa penonton melihat perjalanan Ferris Bueller melakukan semua trik agar bisa pergi liburan dan mengajak pacarnya, Sloane Peterson dan temannya, Cameron.
Banyak adegan konyol, emosional, serta intrik-intrik lucu yang dihadirkan dalam Ferris Bueller’s Day Off. Film ini menjadi salah satu film coming of age yang cukup direkomendasikan bagi kamu pecinta cerita remaja dengan segala adrenalin remajanya.
Baca juga:
- Mengenal Genre Film Coming of Age
- Daftar 10 Serial Drama Korea dengan Rating Tertinggi di IMDb!
- Daftar 10 Karakter Ikonik yang Diperankan Tom Cruise!
7. Juno
Juno membawa peran ikonik Elliot Page sebagai seorang karakter bernama Juno MacGuff, seorang remaja yang hamil setelah hubungan singkat dengan teman sekolahnya bernama Paulie Bleeker.
Juno yang tetap membiarkan bayinya hidup, menyerahkan sang bayi untuk diadopsi dan bertemu dengan Mark dan Vanessa Loring yang dirasa berkenan untuk mengadopsi bayi tersebut.
Film ini menyajikan sebuah dampak dari kehamilan yang terjadi di bawah umur, dengan segala konflik diri, emosional, serta kehidupan sosial. Tak kalah juga dampak yang hadir kepada sang bayi, yang harus dibesarkan oleh orang tua yang belum sepenuhnya siap untuk merawatnya.
Dengan balutan komedi, Juno sangat mudah untuk dinikmati penonton. Meskipun cukup ironis, namun film ini memberikan pesan tajam melalui dialog-dialog yang dihasilkan. Elemen-elemen tersebut cukup kuat untuk membawa narasi yang dibawa oleh Juno sampai ke benak penonton.
8. Moonlight
Moonlight menjadi film yang menarik perhatian pecinta film remaja di kehadirannya pada 2016. Membawa peran ikonik karakter bernama Chiron, yang merupakan seorang pria kulit hitam di Miami.
Ceritanya hadir dengan tiga fase kehidupan Chiron, yaitu masa kanak-kanak, remaja, serta dewasa. Nah, ketiga fase ini yang menjadi fokus perhatian bagaimana sosok Chiron terbentuk melalui berbagai dinamika yang terjadi di masa tumbuhnya.
Dengan latar belakang kehidupan yang keras, film ini cukup mampu menggambarkan bagaimana kehidupan di lingkaran hitam kriminal, membentuk konflik individu dan sosial bagi seorang anak. Mulai dari penerimaan, kepercayaan diri, keterasingan, hingga identitas seksual.
Ada banyak sudut pandang yang ditawarkan oleh Moonlight, dan menjadi film yang menarik bagi kamu pecinta film-film pembentukan identitas.
9. To Kill a Mockingbird
To Kill a Mockingbird menjadi salah satu film klasik, yang menawarkan sudut pandang menarik tentang keluarga di era Depresi Besar tahun 30an. Dengan cerita yang hadir melalui Scout Finch, yang merupakan seorang gadis muda bersama dengan kakaknya Jem.
Mereka dibesarkan oleh sang ayah yang merupakan seorang pengacara terkenal dan memiliki dedikasi tinggi pada etika pekerjaannya. Dengan latar yang dibawa, film ini menyajikan dampak pekerjaan orang tua terhadap kehidupan pribadi mereka.Terdapat banyak sentimen besar yang diangkat, mulai dari keadilan, isu rasis, serta prejudice tentang kulit hitam.
Tema ini mungkin agak sedikit rumit jika dihubungkan ke sudut pandang coming of age. Namun, To Kill a Mockingbird menawarkan sudut pandang lain yang bisa digali tentang sentimen sosial, serta dampaknya pada individu, khususnya remaja.
10. The Perks of Being a Wallflower
The Perks of Being a Wallflower merupakan salah satu drama coming of age yang disutradarai oleh Stephen Chbosky dengan pendekatannya yang khas lewat sentuhan emosional dan konflik-konflik remaja.
Dengan fokus utama pada kehidupan Charlie, film ini mengeksplorasi kehidupan perdananya di sekolah menengah, dengan latar belakang seorang remaja cerdas namun introvert dan penuh trauma masa lalu. Hal ini berdampak pada tantangan adaptasi dirinya, untuk bisa menyesuaikan diri pada kehidupan sosialnya yang baru.
The Perks of Being a Wallflower mungkin cukup relevan dengan keadaan di masa kini, khususnya pada isu-isu tentang kesehatan mental. Kita akan diajak untuk memahami bagaimana sudut pandang seorang anak, dengan depresi, pengalaman traumatik, serta keterasingan.
Lewat dialog yang juga mengesankan, The Perks of Being a Wallflower menjadi drama coming of age menawan yang cukup penulis rekomendasikan bagi kamu pecinta film santai dan berkesan.
11. Dead Poets Society
Dead Poets Society menjadi salah satu film yang cukup ramai diperbincangkan akhir-akhir ini, karena kesuksesannya dalam menawarkan pandangan progresif tentang sebuah tata cara pembelajaran.
Dengan latar sebuah sekolah elit bernama Welton Academy, sekolah ini digambarkan sebagai sebuah sekolah dengan disiplin ketat atas nilai-nilai akademik. Hal ini menjadi menarik ketika fokusnya pada seorang guru baru, bernama John Keating yang membawa nilai independen dalam sebuah pembelajaran, khususnya pada pendekatan kebebasan belajar.
Dengan berbagai metode pembelajaran yang unik, film ini menawarkan sudut pandang baru bagi para siswa untuk bergerak sesuai keinginan mereka dan tidak terlalu terpatri pada sistem akademik yang mengekang.
Konflik yang hadir juga cukup beragam, mulai dari tekanan, harapan, serta pemikiran. Elemen ini membawa Dead Poets Society menjadi salah satu film menarik yang cukup memiliki penggemar luas dari lintas usia.
12. The Edge of Seventeen
The Edge of Seventeen membawa fokus pada sosok Nadine Franklin, seorang remaja yang merasa terasing dan tertekan dalam kehidupan, dan konfliknya hadir ketika sang kakak, Darian, mulai dekat dengan sahabatnya sendiri, Krista.
Dengan kondisinya tersebut, penonton diajak melihat adaptasi Nadine, mulai dari kehidupan sosial, kecemasan, serta hubungan dengan keluarganya. Terdapat beberapa elemen mengesankan yang bisa diambil serta dilihat dari film ini.
Bagi kamu pecinta coming of age yang menawarkan banyak konflik mental, The Edge of Seventeen sangat direkomendasikan untuk kamu saksikan. Hailee Steinfeld juga cukup mengesankan tampil sebagai sang tokoh utama, dan mampu menyajikan emosi yang dirasa mampu ditangkap cukup baik oleh para penonton.
13. Call Me by Your Name
Call Me by Your Name membawa latar Italia tahun 1983 dan mengikuti kisah romansa antara Elio Perlman dengan Olive. Keduanya memiliki perbedaan usia, serta latar belakang yang menyertainya.
Dengan segala perbedaan kepribadian, hingga idealis, penonton diajak melihat bagaimana hubungan yang terjalin di antara dua tokoh yang cukup unik. Mungkin bagi sebagian orang film ini tidak cocok karena tema LGBT yang diangkat.
Penulis juga tidak memaksa untuk merekomendasikan ditonton, namun, jika kamu ingin mencari film dengan cerita yang cukup eksentrik, Call Me by Your Name bisa menjadi salah satu opsi tontonan yang cukup menarik.
14. American Graffiti
American Graffiti merupakan salah satu film coming of age klasik dengan pendekatan komedi yang menarik. Dengan latar tahun 60an, American Graffiti mengajak penonton melihat dua remaja bernama Curt Henderson dan Steve Bolander di malam terakhir pertemuan mereka.
Dengan segala elemen yang ada, film ini cukup menggambarkan bagaimana kehidupan remaja di era tersebut, serta berbagai budaya remaja yang ada, seperti geng motor, balap liar, serta hal lain yang agak sedikit nakal untuk usia remaja.
Namun dengan premis tersebut, cerita bisa dikatakan cukup emosional mengingat bahwa plotnya tentang kedua sahabat yang harus pergi untuk menjemput mimpinya di perguruan tinggi.
15. Superbad
Superbad tak jauh berbeda dengan American Graffiti, yang sama-sama menghadirkan sebuah plot tentang perayaan teman sebelum mereka harus pergi meninggalkan kehidupan SMA.
Dengan fokus pada dua sahabat bernama Seth dan Evan, penonton diajak untuk mengikuti sebuah pesta besar yang mereka datangi sebelum kelulusan. Terdapat banyak adegan komedi serta hal-hal konyol yang hadir dalam film ini.
Konfliknya hadir ketika mereka mencoba mendapatkan alkohol untuk pesta dan mencoba menjadi pusat perhatian di acara tersebut. Dengan segala tingkah laku remaja, film ini akan sangat menarik untuk kamu pecinta film coming of age humor khas tingkah remaja dengan segala gegabahnya.
Jangan sampai ketinggalan update berita terbaru dan pembahasan unik soal film hanya di BahasFilm.id.