Rekomendasi 10 Film A24 Terbaik Menurut Penggemar

A24 menjadi salah satu rumah produksi New York yang cukup ramai diperbincangkan beberapa tahun terakhir. Meskipun bisa dikatakan perusahaan ini masih cukup baru di industri perfilman, A24 nampaknya sukses menarik perhatian khalayak luas, khususnya pecinta dunia sinema, dan nyaris menjadi top of mind di era perfilman modern.

Pendekatannya yang unik dalam setiap cerita, menjadi daya tarik yang ditonjolkan dari film-film rilisan rumah produksi yang didirikan oleh tiga orang sahabat; Daniel Katz, David Fenkel, dan John Hodges. Mereka nyaris memiliki elemen visual yang beririsan, dan memengaruhi bagaimana arah gaya industri film sekarang.

Pengaruh besar pada kesukses Moonlight, membesarkan nama A24 di kancah paling bergengsi Academy Award di industri ini. Pada artikel kali ini, penulis akan mencoba merangkum beberapa nama judul film A24 yang cukup sukses dan bisa menambah referensi lanjutan dari film yang dicintai penggemar. Mulai dari Midsommar, ini dia nama lain dalam daftar!

1. Midsommar

film a24

Midsommar mencuat di 2019 lalu, dan menunjukan bagaimana pendekatan horor mampu dipadu dengan visual berwarna. Lebih terlihat seperti film berlatar festival menyenangkan, penulis cukup terkejut bahwa Midsommar akan mengarah ke cerita gelap dengan adegan yang memuaskan.

Menghadirkan peran mengesankan dari Florence Pugh, sebagai Dani, Midsommar mengajak penonton ke dalam sebuah festival musim panas di Swedia. Harapan bahwa festival tersebut akan menjadi sesuatu yang menyenangkan, justru berubah ketika mereka berada di antara pengikut sekte paganisme, dan membuat tiap karakter berjuang untuk bisa bertahan.

Disutradarai oleh Ari Aster, Midsommar mampu memperlihatkan bagaimana estetika horor tidak selalu identik dengan kelekatan gelap, tapi juga bisa dilakukan dengan tampak damai sebelum tiap adegannya memiliki esensi mengerikan.

2. Hereditary

Masih dalam tema horor dari A24, dan menjadi salah satu film luar biasa yang mengangkat nama Milly Shapiro sebagai Charlie Graham sebagai tokoh ikonik dalam film. Hereditary mengajak penonton ke misteri keluarga Graham yang harus berurusan dengan kematian sang nenek yang penuh misteri.

Dengan serangkaian kejadian aneh dan mengerikan, Hereditary cukup mampu membawa ketegangan misteri yang nyaman untuk dinikmati pada setiap bagiannya. Ari Aster juga menjadi sutradara dari film ini, sebelum dirinya berada di Midsommar, dan cukup sukses mengolah tema horor yang secara premis tampak klasik.

Secara keseluruhan Hereditary cukup mengesankan dan menjadi salah satu film A24 paling dicintai. Dengan elemen-elemen yang sangat baik, film ini masuk ke jajaran horor modern paling mengesankan!

3. Uncut Gems

Uncut Gems

Adam Sandler mungkin lekat dengan komedi yang memang tak dapat dipisahkan dari kehidupan profesionalnya. Namun, perannya sebagai Howard Ratner dalam Uncut Gems, membawa sisi lain dari dirinya yang cukup mengesankan!

Mengajak penonton ke kehidupan Howard, seorang penjual perhiasan yang memiliki adiktif pada dunia perjudian yang parah, membawa dirinya ke kekacauan hidup hingga akhirnya berurusan pada sebuah berlian langka dari Ethiopia yang semakin menjerumuskannya ke takdir-takdir yang kacau.

Uncut Gems menawarkan adegan kriminal yang lebih daripada tembak-tembakan biasa. Setiap dialog dan adegan utama nyaris intens, dan tetap proporsional sebagaimana mestinya. Ditambah peran Adam Sandler sebagai sosok yang ceroboh, semakin menjadikan Uncut Gems sebagai film kriminal yang kacau dalam konotasi positif!

4. Minari

Minari

Minari mungkin tipikal film yang dengan sangat mudah membuat penontonnya jatuh cinta. Menghadirkan tema kekeluargaan dengan pendekatan cerita unik, tentang keluarga Yi dari Korea Selatan yang mencoba mempertaruhkan impian mereka di Amerika.

Kita diajak melihat bagaimana Jacob Yi, yang diperankan oleh Steven Yeun memiliki pikiran optimis dan ambisius untuk bisa bertahan di desa terpencil di Arkansas. Istrinya Monica, diperankan oleh Yeri Han, menjadi pendukung utama Yi untuk bisa terus meraih cita-cita. Menilik bagaimana mereka bertahan dengan segala lika-liku, menjadi satu kehangatan yang coba ditawarkan sutradara Lee Isaac Chung dalam mengarahkan film ini.

Meskipun tampak sempit secara latar utama, namun hal ini menjadi satu aspek menonjol yang bisa membawa penonton mampu merasakan kedekatan antar individu, dan konflik yang juga ada di antara hubungan individunya.

5. The Witch

Robert Egger memunculkan debut penyutradaraan luar biasanya dalam The Witch, dan langsung cukup menarik perhatian berkat Anya Taylor-Joy sebagai pemeran utama. Membawa latar ke-16, The Witch mampu menghadirkan elemen kuat dari penampilan abad gelap di eranya.

Pada masa itu diperlihatkan penyihir masih menjadi sosok entitas yang nyata, dan menjadi ancaman. Dengan premis awal pada keluarga Williams yang diusir oleh penduduk akibat masalah religiusitas, mereka harus bertahan di sebuah hutan yang ternyata mencekam oleh keberadaan penyihir.

Terdapat banyak elemen mengesankan, mulai dari latar, visual, serta dialog-dialog yang dihadirkan. The Witch secara tidak langsung menjadi film horor yang tetap nyaman dinikmati tiap bagiannya, meskipun secara khusus menonjol dengan ketegangan.

Baca juga:

6. The Zone of Interest

The Zone of Interest

Pendekatan cerita dalam A24 memang membawa kekhasan tersendiri yang cukup membedakan setiap tema yang diangkat. The Zone of Interest mungkin bisa secara gamblang menegaskan bagaimana film ini akan berjalan, lewat latar era Holocaust yang ada.

Namun, alih-alih menunjukkan bagaimana adegan kebrutalan Nazi, penonton justru diajak melihat kehidupan sehari-hari Rudolf Hoss, yang diperankan oleh Christian Friedel, dan keluarganya yang tampak nyaman. Interpretasi yang bisa diambil mungkin cukup debat-able bagi tiap individu.

Akan tetapi secara narasi utama, The Zone of Interest mungkin bisa menjadi penggambaran ironis tentang bagaimana para korban Holocaust, dan kehidupan nyaman para pelakunya. Pendekatan yang dihadirkan menjadi satu hal yang menarik dari film ini. Tidak terlalu intens, namun mendalam dari apa yang bisa dirasakan. 

7. 20th Century Women

20th Century Women

Irisan budaya yang dihadirkan dalam film-film A24 mampu menjadi sedikit pembelajaran bagi penonton. Setiap detail budaya pada latarnya, ditampilkan dengan sangat mengesankan. 20th Century Women bisa menjadi film menarik yang mungkin bisa diambil sebagai sampel.

Membawa latar Santa Barbara di tahun 1979, seorang Ibu tunggal bernama Dorothea, yang diperankan oleh Annete Bening, menjadi sosok gigih yang mencoba membesarkan putranya Jamie, diperankan oleh Lucas Jade Zumann. Dirinya dibantu oleh dua wanita bernama Abbie, diperankan oleh Greta Gerwig, dan Julie, diperankan oleh Elle Fanning.

Dengan segala lika-liku, dan gap budaya yang ada di antara Dorothea dan anaknya, 20th Century Women menjadi film yang mudah dicintai, dan cukup menyenangkan untuk dinikmati. Ditambah peran mengesankan dari masing-masing karakter, semakin memperkuat narasi utama yang dihadirkan dan terasa kokoh dengan tema yang ada.

8. Everything Everywhere All at Once

Everything Everywhere All At Once

Multiverse menjadi tema besar yang mencuat berkat kesuksesan film-film Marvel. Dirilis berdekatan dengan dua film Marvel yang menunjukan kegilaan multiverse, Everything Everywhere All at Once juga langsung menjadi perhatian besar bagi penggemar tema tersebut.

Dengan penerimaan yang sangat positif, Michelle Yoah sangat mengesankan sebagai Evelyn sang tokoh utama. Kehidupannya yang normal dengan konfik sehari-hari pada umumnya, mendadak mendapati salah satu dirinya dalam universe lain mencoba meminta bantuannya untuk menyelamatkan multiverse.

Segala elemen yang ditayangkan, disajikan dengan nyeleneh dan kacau. Absurd jadi kata yang lekat dengan film ini, dan cukup mampu menawarkan kegilaan multiverse yang seharusnya!

9. Moonlight

Moonlight 1

Moonlight menghadirkan drama mengesankan tentang tumbuh kembang seorang pria Afrika-Amerika bernama Chiron, diperankan oleh Ashton Sanders yang hidup di kawasan kumuh Miami. Melalui tiga segmen, penonton diajak bagaimana tiap babak kehidupan Chiron mampu mempengaruhi pemikiran pribadinya.

Ada banyak isu yang disajikan dalam Moonlight, dan jadi satu narasi yang menarik melihat bagaimana sedikit irisan coming of age hadir melalui latar kumuh dengan konflik yang nyata hadir di kehidupan. 

Segala elemen yang ada cukup menyenangkan, meskipun secara premis Moonlight cukup ironis. Alasan ini tak mengherankan, yang membuat Moonlight mampu meraih Oscar di kompetisi paling bergengsi dalam industri film.

10. Lady Bird

Lady Bird 1

Daftar terakhir membawa penulis ke satu judul film coming of age modern, yang cukup mencuat perhatian di kalangan pecinta tema ini. Lady Bird lekat dengan drama dan bumbu komedi yang dihadirkan melalui penggambaran remaja bernama Christine, diperankan oleh Saoirse Ronan yang sedang di ambang tahun terakhir sebagai siswi.

Dirinya disemat sebagai Lady Bird yang ada di judul, dan mampu mengajak penonton bagaimana konflik alami yang umum hadir di kalangan remaja pada umumnya. Mulai dari konflik keluarga, kebimbangan masa depan, serta ambisi besar untuk bisa hidup lebih bebas, dihadirkan secara nyaman untuk mudah dipahami penonton.

Mungkin Lady Bird dengan sangat mudah melesat ke ‘skena’ coming of age terbaik, dan memang menjadi hal yang tak mengherankan, jika kita mendengar kabar itu dari berbagai platform rating.

Jangan sampai ketinggalan update berita terbaru dan pembahasan unik soal film dan series hanya di BahasFilm.id.

Penulis
  • Rama Satria Agung

    Tumbuh berkembang bareng tulisan dan bacaan. Punya hobi nulis yang lagi coba dikembangin. Anaknya Pop Culture banget.

Share:

Tinggalkan komentar

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.