Melihat Plot Franchise The Terrifier!

Terdapat banyak film slasher yang cukup sukses menjadi ikonik berkat karakter pembunuh utamanya yang menawan. Hal ini juga menjadi sisi yang menonjol dalam Terrifier lewat penampilan Art the Clown (David Horward Thornton), yang menambah warna baru dalam film slasher modern yang luar biasa!

Memperkenalkan diri pada All Hallows’ Eve yang dirilis 2013 silam dalam format film pendek, Damien Laone selaku sutradara mencoba mengajak penonton menelisik lebih jauh tentang sosok karakter ini lewat Terrifier (2016) yang mampu diterima secara positif, lewat cerita dan plot yang juga mengesankan sebagai sebuah film horor-slasher modern.

Film ketiga dari franchise ini sukses dirilis, dan mendapat respon yang cukup beragam dari para penggemar. Namun, fakta bahwa Art the Clown tetap tampil ikonik, menjadi alasan kuat mengapa film ini masih tetap dicintai oleh khalayak. 

Mengenal Art the Clown Sebagai Sosok Pembunuh Mengancam

terrifier
Melihat Plot Franchise The Terrifier! 5

Layaknya film-film slasher klasik, Terrifier tetap membawa fokus penonton pada sosok pembunuh yang kejam, dengan penampilan yang pastinya eksentrik. Hal ini dituangkan Damien Laone melalui sosok badut dengan setelan hitam dan putih, berkeliaran di balik malam dengan membawa kantong plastik sampah besar yang di dalamnya berisi alat yang ia gunakan untuk membunuh.

Dirinya hanya muncul pada malam Halloween, di mana ia akan memberikan teror yang di awal cerita, diperlihatkan mencoba membunuh dua sahabat yang selesai merayakan Halloween, bernama Tara (Jenna Kannel) dan Dawn (Catherin Corcoran). 

Dengan cukup mencekam, beragam intrik yang ia lakukan mampu menambah lapisan teror yang nyata sebelum adegan pembunuhan terjadi. Hal ini memang sudah cukup sering digunakan dalam materi film slasher klasik yang mungkin kamu banyak ketahui.

Dalam sekuel lanjutannya, kita akan diperlihatkan kembali bagaimana Art the Clown membawa teror lanjutan yang di film pertama digambarkan telah tewas di tangannya sendiri. Plot ini menjadi isyarat mengerikan bagaimana sosok Art the Clown tampak melakukan segala hal secara impulsif dan nyaris liar!

Di film kedua, kita diperlihatkan bagaimana Art the Clown akan menghadapi sosok protagonis, namun dengan kekuatan yang sama mengesankan sebagai sosok pembunuh liar dan impulsif. Namun, dalam cerita kedua kita akan lebih diajak memahami Art dan bumbu-bumbu supranatural yang menyelimutinya. 

Hal ini menjadi klimaks yang berkesinambungan dari ending film pertama, di mana kita diperlihatkan Art yang ‘seharusnya’ tewas oleh buih pistolnya sendiri.

Sementara di Terrifier 3, kita akan diperlihatkan bagaimana plot sosok ini nampak melebar dari yang seharusnya. Agak sedikit memaksa, seperti yang ada di credit film kedua di mana Art lahir kembali dari perut Victoria (Samantha Scaffidi) dengan cukup gore dan mentah layaknya akar franchise ini!

Baca juga:

Perkembangan Setiap Musimnya Menampilkan Terrifier ke Arah yang Liar!

Sementara kita kesampingkan dulu pada respon yang ada, Damien Laone tampak membawa Terrifier menjadi semakin liar dan cukup menjauh dari kehadiran perdananya. Layaknya Art yang tak kenal ampun, keseluruhan plot dari Terrifier menjadi semakin mengancam untuk diminati di segala aspeknya.

Dalam Terrifier pertama nyaris tak ada plot yang terlalu berkesan, dengan straight-forward, kita diperkenalkan pada sosok teror utama yang secara membabi buta dan tanpa pandang bulu membunuh siapapun yang dikehendakinya, termasuk dirinya sendiri.

Kemudian dalam Terrifier 2, di mana dirinya langsung menjawab pertanyaan di musim perdana atas kematiannya, langsung memberikan teror lanjutan di sebuah kamar mayat yang menjadi persinggahan perdana setelah kematiannya.

Art hidup kembali oleh sebuah kekuatan supranatural yang tidak jelas dan langsung melakukan pembunuhan perdana setelah kebangkitannya, dengan membunuh petugas medis dan bersiap untuk teror malam Halloween lainnya!

Namun, Art akan memiliki sosok lawan yang pantas sebagai penyeimbang cerita, dengan Sienna Shaw (Lauren LaVera) yang akan menjadi penghalang utama, sekaligus protagonis Terrifier selanjutnya. Dirinya memiliki adik bernama Jonathan (Elliot Fullam), yang memiliki obsesi tersendiri pada sosok Art, yang diketahuinya telah tewas dan menjadi urban legend di keluarganya.

Sienna dan Jonathan mulai merasakan hawa teror Art, dan menemukan baju zirah yang diwariskan mendiang Ayah mereka. Baju tersebut yang akan menjadi plot kedalaman cerita dalam keberlangsungan konflik mereka dalam melawan Art.

Dengan susah payah, kita akan diperlihatkan bagaimana Art yang tampak tewas, meski akhirnya dirinya bisa beregenerasi kembali melalui rahim Victoria, sosok yang dalam film pertama berhasil selamat dari teror.

Sementara film ketiga melanjutkan credit tersebut, Art memiliki partner, Victoria, di mana cerita menjadi mengesankan sebagai sebuah film slasher di hari natal. Secara elemen nyaris menjauh dari film pertama, dan menariknya, ketegangan serta kekejaman yang ada tetap stick dengan Art yang selama ini kita kenal.

Art mencoba menjadi cosplay sinterklas, namun menjauh dari sinterklas yang kita kenal sebagai sosok pembawa gembira. Sebaliknya, Art menampilkan adegan rentetan pembunuhan mengerikan dan tak lupa, Sienna dan Jonathan yang turut kembali, namun dengan sisa trauma yang menghinggapi.

Kita akan lebih banyak melihat kedalaman psikologis Sienna yang diakibatkan konfliknya selama film kedua. Sekuel ini tentunya menjadi pengembangan yang menarik, di mana Art bergerak menjadi pembunuh yang juga progresif, dan Sienna juga mengalami hal yang sama. Kedua pihak utama ini menjadi plot cerita yang mengesankan bagi perkembangan cerita Terrifier selanjutnya, dengan Victoria yang turut memperdalam ketegangan!

Kesimpulan Ketiga Cerita The Terrifier

Terrifier
Melihat Plot Franchise The Terrifier! 6

Dua aspek yang menarik, melihat Terrifier mampu memperkenalkan sosok pembunuh berantai ikonik dengan jiwa impulsifnya, mampu menjadi ikon tersendiri bagi film slasher modern, sekaligus mengarahkan tiap cerita dari ketiga filmnya ke arah yang lebih liar dan luas.

Cukup debat-able, namun jika kita tarik kembali, nampaknya Damien Leone mencoba menghadirkan Terrifier 3 untuk menebus elemen dari kedua film sebelumnya. Hal ini juga disinggung oleh sang sutradara dalam wawancaranya dengan Bloody Disgusting

Ia mengatakan “Tujuan saya dalam membuat film ini (Terrifier 3) adalah untuk kembali ke alur cerita yang lebih mirip dengan Terrifier, sebagai film slasher yang sederhana, sadis, kasar dan kotor yang saya sukai dan apa yang membuatnya menjadi seperti sekarang.”

Damien Leone juga menambahkan bahwa “Terrifier 2 jauh lebih besar dan lebih mistis, memperluas cerita dengan cara yang berpotensi tidak berkelanjutan. Dan Terrifier 3 hanya meningkatkan mitologi waralaba yang terus berkembang, untuk membuktikan bahwa Art lebih dari sekedar pembunuh tanpa pikiran yang membantai tanpa alasan.”

Pernyataan tersebut tentu langsung menjadi batasan tersendiri bagi interpretasi penonton dari 3 film Terrifier. Pernyataan tersebut tampak masuk akal, dengan Terrifier bergerak ke arah yang lebih progresif dari cerita slasher sederhana, ke cerita yang lebih kompleks dan mendalam.

Pada akhirnya, ketiga film Terrifier mampu menawarkan beberapa sisi cerita, meskipun secara plot memang minim. Namun secara keseluruhan, Terrifier mampu membawa inovasi tersendiri atas ceritanya dengan mencoba untuk tidak terlalu berfokus pada Art the Clown saja, tetapi juga aspek psikologis dari kedua sisi protagonis dan antagonis yang dihadirkan. 

Menjadi menarik untuk melihat bagaimana Art the Clown nantinya mencapai klimaks dalam cerita, atau justru dirinya sukses menamatkan semua penghalangnya? Ending yang cukup dinantikan dari waralaba ini!

Jangan sampai ketinggalan update berita terbaru dan pembahasan unik soal film hanya di BahasFilm.id.

Penulis
  • Rama Satria Agung

    Tumbuh berkembang bareng tulisan dan bacaan. Punya hobi nulis yang lagi coba dikembangin. Anaknya Pop Culture banget.

Share:

Tinggalkan komentar

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.