Serial Adolescence yang tayang di Netflix memberikan kita suguhan serial thriller yang luar biasa. Tidak hanya soal visual dan teknik one take yang dibanggakan oleh penciptanya namun juga mengenai ceritanya yang ternyata jauh lebih kompleks dari yang kita harapkan.
Hal ini membuat penonton bingung untuk menyimpulkan penjelasan ending serial Adolescence. Untuk itu, Bahasfilm.id akan membahas penjelasan ending serial Adolescence agar kamu tidak bingung. Mari kita bahas satu per satu.
Penjelasan Ending Serial Adolescence
Episode terakhir serial Adolescence berfokus sepenuhnya pada keluarga Miller, ayah Eddie, ibu Manda, dan adik perempuan Lisa 13 bulan setelah Jamie ditangkap atas pembunuhan Katie. Saat Eddie bangun di hari ulang tahunnya yang ke-50, ia menerima kartu ucapan buatan tangan dari Jamie di penjara.
Namun, momen yang seharusnya hangat itu langsung berubah suram ketika mereka menemukan mobil kerja Eddie dicoret dengan kata “nonse” (plesetan dari “nonce,” hinaan terhadap pelaku kekerasan seksual), menunjukkan bahwa stigma terhadap Jamie belum mereda dan kini menempel ke keluarganya.
Dalam perjalanan ke toko untuk membeli peralatan pembersih, seorang pegawai toko mengenali Eddie dan menyatakan simpati, bahkan menyebut bahwa ia tidak percaya Jamie bersalah.
Ia mengaku telah melihat foto-foto Katie yang menyebar sebelum kematiannya, indikasi bahwa kasus ini lebih rumit dari yang diberitakan. Pegawai itu menyarankan Eddie menggalang dana untuk menyewa pengacara, karena banyak orang yang mungkin bersedia mendukung.
Namun, tekanan emosional terus meningkat. Di tempat parkir, Eddie menghadapi sekelompok remaja yang ia curigai sebagai pelaku vandalisme. Aksi konfrontatifnya berujung pada kekacauan, yang kemudian diperparah oleh pertengkaran dengan petugas keamanan toko. Ketegangan ini menunjukkan bagaimana Eddie diliputi rasa frustrasi, malu, dan kehilangan kontrol atas hidupnya.
Momen paling mengguncang datang saat dalam perjalanan pulang, Jamie menelepon dari penjara. Ia mengucapkan selamat ulang tahun kepada ayahnya, namun kemudian mengungkapkan bahwa ia memutuskan untuk mengubah pengakuannya menjadi bersalah.
Jamie akhirnya mengakui bahwa dialah yang membunuh Katie. Ia berkata, “Aku tahu ini bukan hari yang tepat, tapi… aku sudah berpikir, dan… Ayah, aku akan mengaku bersalah. Maaf.”
Keputusan Jamie ini adalah titik akhir emosional dari keseluruhan serial. Menurut sutradara Philip Barantini, pengakuan ini ibarat dokter yang mematikan alat bantu hidup setelah keluarga berharap selama berbulan-bulan.
Jamie, yang selama ini menyangkal, kini menghadapi kenyataan dan memilih untuk menutup bab hidupnya, sekaligus membuat keluarga Miller tidak punya lagi ruang untuk harapan.
Penutup episode membawa penonton kembali ke kamar Jamie, ruang yang menjadi tempat ia ditangkap di awal episode pertama. Kali ini, Eddie duduk sendirian di ranjang Jamie, memeluk boneka beruang anaknya dan berbisik, “Maaf.”
Adegan ini menggambarkan duka mendalam seorang ayah yang tidak hanya kehilangan anak secara fisik, tapi juga secara moral dan emosional.

Aktor sekaligus kreator Stephen Graham menyatakan bahwa Eddie akan selamanya menyalahkan dirinya. Meski ia bukan pelaku, Eddie merefleksikan bagaimana ia gagal menyadari bahwa anaknya terjerumus dalam budaya misoginis seperti “manosphere” dan incel.
Semua itu terjadi saat mereka tinggal satu atap, sebuah kritik mendalam terhadap keterputusan emosional dalam keluarga modern.
Serial ini juga tidak melupakan Katie. Meski sebagian besar cerita disampaikan dari perspektif Jamie, kehadiran Katie tetap terasa hingga akhir. Lagu penutup “Through the Eyes of a Child,” dinyanyikan oleh Emilia Holliday (pemeran Katie), menjadi suara arwah Katie yang menyelimuti episode terakhir.
Menurut sutradara, lagu itu menegaskan bahwa Katie tetap hadir sebagai sosok yang tak terlupakan, korban yang nyawanya tak akan sia-sia di tengah runtuhnya keluarga Miller.
Dengan akhir yang menyayat dan tidak menawarkan rekonsiliasi total, Adolescence menegaskan bahwa efek dari satu peristiwa tragis dapat merusak seluruh jaringan keluarga, komunitas, dan identitas. Sebuah pengingat kuat bahwa luka akibat kekerasan tidak pernah benar-benar sembuh.
Tonton Serial Adolescence di sini
Jangan sampai ketinggalan update berita soal film dan pembahasan unik soal film hanya di BahasFilm.id.