Dari sekian banyak franchise besar di industri hiburan, tidak semua mampu menjaga kualitas ceritanya. Beberapa justru berubah menjadi franchise film paling kacau seiring berjalannya waktu.
Awalnya menjanjikan dengan konsep menarik, namun kelanjutan filmnya makin membingungkan, penuh plot hole, dan kehilangan arah. Entah karena tekanan studio, eksploitasi komersial, atau kehabisan ide, hasil akhirnya sering kali membuat penonton mengernyit kecewa.
Dalam artikel ini, Bahasfilm.id akan membahas sembilan franchise film paling kacau yang makin aneh dan tidak masuk akal dari tahun ke tahun. Penasaran siapa saja yang masuk daftar? Baca ulasannya sampai habis.
Franchise Film Paling Kacau dari Tahun ke Tahun

Beberapa franchise film yang dulunya disukai kini justru dikenal sebagai franchise film paling kacau. Seiring berjalannya waktu, alur ceritanya makin tidak jelas, karakter berubah drastis, dan arah narasi membingungkan.
Bukannya berkembang, franchise ini malah kehilangan identitas dan membuat penonton frustrasi setiap sekuelnya.
1. Jurassic Park
Sebagai franchise film paling kacau, Jurassic Park menjadi contoh sempurna bagaimana sebuah waralaba ikonik bisa kehilangan arah. Film pertama pada 1993 adalah mahakarya Steven Spielberg, penuh keajaiban, ketegangan, dan storytelling kuat. Namun, sekuel-sekuelnya justru menjauh dari pesonanya.
The Lost World masih bisa dinikmati, tapi film ketiga mulai terasa aneh dan penuh keputusan kreatif membingungkan. Saat waralaba berubah menjadi Jurassic World, nuansa petualangan ilmiah bergeser menjadi aksi monster yang tak berkesudahan.
Rebirth mencoba kembali ke akar novel Michael Crichton, namun justru terjebak dalam cerita yang terlalu gelap, aneh, dan berlebihan. Dari dinosaurus hibrida yang absurd hingga plot yang tidak konsisten, semuanya terasa seperti eksploitasi nostalgia tanpa esensi. Jurassic Park adalah bukti bahwa kesuksesan awal bukan jaminan konsistensi kualitas dalam sebuah franchise.
2. The Karate Kid
The Karate Kid seharusnya menjadi kisah satu kali yang manis dan penuh inspirasi. Sayangnya, Hollywood tidak tahan godaan untuk meraup keuntungan dari popularitasnya. Sekuel-sekuelnya, mulai dari Part II hingga The Next Karate Kid, tidak pernah mampu menangkap kembali keajaiban film pertamanya.
Plot cerita berulang dan pengembangan karakter yang stagnan menjadikannya salah satu franchise film paling kacau. Bahkan reboot tahun 2010 yang dibintangi Jaden Smith terasa seperti remake tak bernyawa.
Kini, dengan Karate Kid: Legends dijadwalkan rilis 2025, tampaknya Hollywood terus memaksakan narasi yang seharusnya sudah selesai. Alih-alih berkembang, kisahnya terus berputar di nostalgia dan pengulangan, menjadikannya semakin membosankan dan kehilangan makna asli. The Karate Kid telah berubah dari drama remaja menyentuh menjadi franchise yang kelelahan sendiri.
3. The Matrix
Film pertama The Matrix adalah fenomena sinematik dengan konsep cerdas, aksi revolusioner, dan visual memukau. Namun sayangnya, franchise ini menjadi salah satu franchise film paling kacau begitu memasuki sekuel. Reloaded dan Revolutions mencoba memperluas dunia Matrix, tapi malah terjebak dalam dialog rumit dan filosofi berlebihan.
Ceritanya jadi sulit diikuti dan kehilangan daya tarik utama. Ketika Resurrections hadir di 2021, film itu terasa seperti komentar meta yang membingungkan dan tidak relevan.
Alih-alih membangkitkan antusiasme baru, ia justru mempertegas bahwa The Matrix kini hanyalah bayangan dari kejayaannya dulu. Tidak semua konsep perlu dijelaskan secara berlebihan, dan The Matrix adalah contoh sempurna bagaimana eksplorasi yang terlalu dalam bisa merusak pesona awal sebuah cerita.
4. The Terminator
Sebagai salah satu franchise film paling kacau, The Terminator memperlihatkan bagaimana kehebatan dua film pertama bisa hancur oleh sekuel yang terus memaksakan keberadaan. Terminator dan Judgment Day adalah mahakarya dalam fiksi ilmiah dan aksi, tetapi film ketiga mulai terasa repetitif.
Kemudian muncul Genisys, Salvation, hingga Dark Fate, yang semuanya mencoba “mengulang” kesuksesan dengan merombak timeline. Bukannya menyegarkan cerita, pendekatan ini justru membuatnya makin membingungkan.
Penonton dibuat lelah oleh plot paradoks waktu dan versi baru karakter yang terus berubah. Bahkan kehadiran kembali Arnold Schwarzenegger tak mampu menyelamatkan kekacauan naratifnya. Kini, The Terminator lebih dikenal sebagai serial yang terus-menerus membatalkan kisah sebelumnya, bukan sebagai simbol kekuatan fiksi ilmiah.
5. Halloween
Sejak karya orisinal John Carpenter pada 1978, Halloween telah berubah menjadi franchise film paling kacau dalam sejarah horor. Setelah film keduanya menutup kisah Michael Myers, franchise mencoba konsep antologi lewat Halloween III, tapi gagal total.
Sejak itu, Myers terus dihidupkan kembali dalam berbagai versi, dari sekuel konvensional hingga reboot Rob Zombie. Setiap generasi tampaknya punya interpretasi sendiri terhadap tokoh ini, tapi semuanya berakhir pada eksploitasi brutal yang kehilangan rasa misterius dari film aslinya.
Bahkan trilogi terbaru dari David Gordon Green berusaha modern tapi malah memperumit kisah dan membuat penonton bingung. Dari kisah keluarga sampai motif supernatural, Halloween berubah dari horor psikologis yang efektif menjadi kekacauan tema dan narasi.
6. Tremors
Tremors memulai langkahnya sebagai film horor-komedi sederhana yang cerdas dengan karakter menarik dan monster unik. Namun seiring waktu, franchise ini masuk ke dalam daftar franchise film paling kacau karena terlalu banyak sekuel murah dan berlebihan. Alih-alih menjaga ketegangan dan kesederhanaan, setiap sekuel makin bergantung pada aksi monster murahan dan CGI berkualitas rendah.
Michael Gross memang menjadi ikon, tetapi transisinya dari karakter pendukung menjadi pusat cerita merusak dinamika awal.
Bahkan upaya terakhir untuk memperluas mitologi Graboids tidak cukup kuat karena naskah lemah dan produksi seadanya. Tremors kini lebih terasa seperti parodi dirinya sendiri, dan setiap tambahan film justru semakin merusak citra awalnya yang unik dan menyenangkan.
7. Jaws
Sebagai pionir blockbuster musim panas, Jaws adalah film ikonik yang seharusnya berdiri sendiri. Sayangnya, kesuksesannya mendorong studio membuat sekuel demi keuntungan, dan itulah awal kekacauan. Jaws 2 masih cukup menghibur, tapi Jaws 3-D dan Jaws: The Revenge benar-benar mempermalukan warisan Spielberg.
Visual yang buruk, cerita konyol, dan karakterisasi lemah membuat Jaws menjadi franchise film paling kacau dalam genre thriller laut.
Serangan hiu yang awalnya terasa mencekam kini berubah jadi bahan tertawaan. Alih-alih memperluas cerita dengan cara cerdas, para pembuat film justru mengeksploitasi ketakutan laut tanpa arah. Pada akhirnya, Jaws adalah contoh klasik dari bagaimana keserakahan studio bisa menghancurkan mahakarya.
8. Robocop
Robocop 1987 adalah film aksi satir yang tajam dan orisinal. Namun, sekuel-sekuelnya justru menunjukkan bahwa franchise ini tidak tahu arah. Robocop 2 masih bisa ditoleransi, tapi Robocop 3 menjadi titik nadir, ditambah rating PG-13 yang membuatnya kehilangan identitas sebagai film brutal dan penuh sindiran sosial. Bahkan remake tahun 2014 gagal menangkap esensi Robocop sebagai komentar sosial, alih-alih kritis, film itu berubah jadi aksi generik.
Dengan terus menerus mengambil jalur serius dan meninggalkan unsur sindiran yang kuat, Robocop berubah dari satire tajam menjadi tontonan biasa. Itulah sebabnya ia layak masuk daftar franchise film paling kacau yang kehilangan jiwanya sendiri.
9. Hellraiser
Adaptasi horor Hellraiser oleh Clive Barker memiliki potensi besar dengan mitologi gelap dan makhluk ikonik seperti Pinhead. Namun setelah dua film pertama, franchise ini cepat tergelincir menjadi franchise film paling kacau dalam genre horor.
Sekuel-sekuel langsung-ke-video memperparah kualitas, dengan alur yang acak, bujet kecil, dan tema yang dangkal. Cenobites yang dulu simbol ketakutan dan sadisme kini berubah jadi monster standar. Bahkan ketika Pinhead mulai muncul dalam konsep dunia digital seperti di Hellworld, penonton tahu waralaba ini telah kehilangan arah. Padahal, potensi untuk eksplorasi tema eksistensial dan horor psikologis sangat besar tapi tak pernah dimanfaatkan dengan baik.
Tonton franchise film paling kacau di sini
Jangan sampai ketinggalan update berita soal film dan pembahasan unik soal film hanya di BahasFilm.id.