Film horor memiliki daya tarik tersendiri yang seringkali muncul dari kemampuan para pembuat film untuk menghasilkan karya yang menakutkan dan memikat, meskipun dengan anggaran minim.
Hal ini membuktikan bahwa kualitas sebuah film horor tidak selalu bergantung pada besarnya biaya produksi, melainkan lebih pada kemampuan menciptakan atmosfer yang mencekam dan cerita yang menegangkan.
Banyak film horor dengan anggaran rendah yang justru berhasil mendulang kesuksesan, baik secara finansial maupun popularitas, bahkan beberapa di antaranya menjadi fenomena ikonik dalam dunia perfilman.
Salah satu contoh terbaru adalah film Milk & Serial, sebuah film horor independen yang viral di platform YouTube. Disutradarai oleh Curry Barker, film ini berdurasi 62 menit dan mengisahkan sekelompok YouTuber yang terjebak dalam serangkaian kejadian aneh dan mengerikan.
Keistimewaan Milk & Serial
Apa yang membuat film ini begitu istimewa adalah meskipun diproduksi dengan biaya yang sangat kecil, yaitu hanya US$800 atau sekitar Rp12 juta, Milk & Serial mampu menarik perhatian besar dari publik. Dalam waktu kurang dari tiga minggu setelah dirilis di YouTube pada 8 Agustus, film ini telah ditonton lebih dari 341.000 kali, dan angka ini terus bertambah setiap harinya.
Curry Barker tidak hanya bertindak sebagai sutradara, tetapi juga sebagai produser bersama Cooper Tomlinson, yang juga ikut berperan dalam film ini. Dengan keterlibatan teman-teman mereka sebagai pemeran, syuting Milk & Serial dilakukan hanya selama akhir pekan, menunjukkan betapa efektifnya mereka memanfaatkan waktu dan sumber daya yang terbatas.
Meski berbiaya rendah, film ini sudah mampu memberikan keuntungan melalui iklan YouTube dan penjualan peralatan syuting yang digunakan selama proses produksi.
Salah satu hal menarik adalah Barker awalnya mendapat tawaran dari distributor agar Milk & Serial dirilis di platform lain selain YouTube. Namun, setelah mempertimbangkan persyaratan yang ada, Barker memilih untuk merilisnya secara gratis di YouTube, sehingga film ini lebih mudah diakses oleh khalayak luas dan dapat lebih cepat menarik perhatian.
Fenomena film horor berbudget rendah seperti Milk & Serial bukanlah hal baru dalam dunia perfilman. Contoh lainnya adalah Winnie The Pooh: Blood and Honey yang berhasil meraup keuntungan hingga US$7,7 juta dari modal hanya US$50 ribu. Lalu ada Terrifier 2, yang juga mencatatkan kesuksesan besar meskipun diproduksi dengan anggaran kecil.
Film-film ini membuktikan bahwa dengan kreativitas, inovasi, dan kemampuan memanfaatkan teknologi yang ada, para sineas dapat menciptakan karya horor yang tetap menakutkan dan menghibur tanpa harus mengeluarkan biaya produksi yang besar.
Popularitas film berbiaya rendah seperti ini semakin memperkuat posisi genre horor sebagai salah satu genre yang paling fleksibel dan penuh kejutan dalam industri film.
Informasi Serial TV Chucky di Sini
Jangan sampai ketinggalan update berita film bioskop terbaru dan pembahasan unik soal film hanya di BahasFilm.id.