8 Alasan Mengapa Film Borderlands Mendapat Review Buruk

Dalam artikel beberapa hari lalu penulis sempat membahas hal-hal yang diharapkan penonton sebaiknya hadir dalam film Borderlands. Kemunculannya beberapa hari lalu sayangnya justru menghasilkan kritik pedas dari para penggemar maupun kritikus.

Bahkan menyedihkannya, Borderlands hanya mendapatkan skor 0% di situs Rotten Tomatoes. Tak hanya itu, berbagai media dan penggemarpun turut memberikan kritik pedas tentang cerita yang disajikan dalam film adaptasi game ini.

Meskipun membawa beberapa nama aktor terkenal, hal itu tak mampu menyelamatkan Borderlands dari kritikan pedas dari cerita game yang coba disajikan melalui film ini, dan bahkan Digitalspy mengatakan bahwa film ini layaknya cosplay yang dilakukan dengan niat!

Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya, “apa sih yang membuat Borderlands dianggap buruk?” Hal ini membawa penulis tertarik untuk merangkum daftar mengapa Borderlands banyak dianggap buruk oleh para penonton!

1. Komedi yang Terlalu Memaksakan?

borderlands

Bagi kalian para pecinta video games, pastinya tak asing bahwa Borderlands memiliki karakter dan cerita yang cukup menonjolkan aspek komedi khas di dalamnya. Namun, banyak kritik yang mengatakan bahwa komedi dalam film Borderlands sangat lemah dan gagal dalam memenuhi ekpektasi dari komedi yang ditonjolkan.

Timing komedi yang buruk, lelucon yang terkadang kekanak-kanakan, dan lelucon dari Roland yang dianggap kurang menarik. Namun seharusnya hal ini mampu disokong oleh Claptrap yang diperankan oleh Jack Black. Tetapi terdapat beberapa kritik yang mengatakan bahwa humor dari Claptrap tidak cukup menarik, dan bahkan beberapa kritikus mengatakan bahwa Claptrap karakter yang menyebalkan dari cerita Borderlands.

2. Borderlands Terlihat Seperti Wannabe Guardian of the Galaxy

wannabe gotg

Film Borderlands dianggap menyerupai serial Guardian of the Galaxy Marvel dalam penyajiannya. Hal itu dikarenakan kedua film ini sama-sama menyajikan cerita tentang sekelompok orang-orang termarjinalkan yang kemudian bersatu untuk menyelamatkan galaksi.

Mengingat bahwa cerita Borderlands dalam game sebenarnya sudah sejak lama dan bahkan sebelum hadirnya film Guardian of the Galaxy, namun adaptasi dari ceritanya memiliki penyajian yang sama dari film paling ikonik dari Marvel, dan membuat kritikus melakukan beberapa perbandingan dari kedua judul tersebut.

Bahkan dalam media Empire, Dan Jolin mengatakan bahwa “Borderlands so wants to be Guardians Of The Galaxy“. Tentu saja kritik tersebut memiliki dampak besar yang membuat beberapa penonton lainnya memiliki pandangan yang sama dari cerita Borderlands.

3. Efek Rating PG-13?

Rating pg13
Kevin Hart as Roland, Jamie Lee Curtis as Tannis, Ariana Greenblatt as Tiny Tina, Florian Munteanu as Krieg, and Cate Blanchett as Lilith in Borderlands. Photo Credit: Courtesy of Lionsgate

Melihat rating dari game Borderlands memiliki rating M yang berarti hanya boleh dikonsumsi oleh orang dewasa, menjadi pertanyaan tersendiri di benak penonton ketika adaptasi gamenya mencantumkan rating PG-13.

Tentu saja hal ini berpengaruh pada eksplorasi yang digunakan dalam cerita, dan banyak kritik yang mengatakan bahwa adaptasi film ini tidak seliar penampilan dalam gamenya. Borderlands memang memiliki kekhasan tersendiri dari humor nakal, dan aksi kekerasan vulgar.

4. Aksi yang Dianggap Kurang Menarik

Aksi Borderlands

Seperti yang dijelaskan di atas ataupun para pecinta Borderlands ketahui, bahwa game ini menonjolkan sebuah aksi khas dari setiap karakternya. Kekuatan Siren Lilith, tembakan Roland yang khas dan jitu, serta Tiny Tina dengan obsesinya pada bahan peledak membawa harapan besar dalam penampilan mereka dalam film adaptasi ini.

Tetapi kenyataan bahwa salah satu kritik yang cukup banyak diberikan pada film Borderlands adalah dari aspek aksi pertarungan yang dianggap flop dan kurang menarik. Meskipun aksi dalam film bisa dikatakan lumayan intens, tetapi penyajiannya dianggap tidak terlalu menarik dan sempit.

Baca Juga:

5. Alur Cerita Borderlands Sangat Kurang

Alur Cerita Borderlands

Naskah Borderlands awalnya ditulis oleh Craig Mazin dan ditulis ulang oleh Eli Roth bersama dengan Joe Crombie. Naskah cerita adaptasi ini memiliki beberapa kritikan yang menganggap bahwa naskah Borderlands cukup buruk.

Hal ini dikatakan oleh Peter Howell dalam Toronto Star yang mempermasalahkan naskah akhir dalam Borderlands dengan menggambarkannya sebagai aspek terburuk dari keseluruhan Borderlands. Ia juga mengatakan “The moronic script is the worst thing about “Borderlands,” no small feat in a flick this bad. Padded with exposition, including shrugged-off voice-overs from Blanchett, it frequently has the characters standing around jabbering when they should be leaping and fighting.”

Tentu saja kritik tersebut menjadi perkataan yang cukup pedas darinya tentang bagaimana Eli Roth menangani film Borderlands.

6. Karakter Borderland Dianggap Kurang Menjiwai dan Menyatu

Karakter borderlands tidak menyatu

Kritikan lain juga terdapat pada karakter dari tim Borderlands yang dianggap tidak memiliki ikatan yang cukup kuat dari setiap karakternya. Bahkan terdapat kritik besar dari William Bibbiani melalui The Wrap yang mengatakan bahwa para karakter sangat konyol dan membingungkan dari setiap bingkai aksinya.

Harapan besar tentang bagaimana setiap karakter menjadi pelengkap menarik dalam film adaptasi ini, nampaknya gagal dilakukan oleh Eli Roth dalam memberikan harapan kepada penggemar. Tentu saja ini menjadi salah satu aspek yang banyak menerima kritik, karena memang penampilan karakter dalam setiap game sangat ikonik.

Hadirnya peran-peran terkenal juga membawa harapan besar terkait kiprah mereka dalam film ini, namun banyak penggemar yang menganggap bahwa mereka tidak sekuat itu dalam memainkan setiap karakternya.

7. Pengembangan Karakter yang Kurang

Karakter Borderlands

Bisa diakui bahwa pengembangan tiap karakter dalam cerita adaptasi ini bisa dikatakan kurang. Dengan hadirnya para karakter ikonik lain yang menjadi pendamping, seharusnya menjadi pengembangan yang lebih luas dengan hadirnya para karakter seperti Roland, Krieg, dan Knoxx sebagai antagonisnya.

Meskipun memang cerita dalam film memiliki fokus pada Lilith, seharusnya para karakter pendamping memiliki porsi yang cukup pas dan bisa menjadi pendorong besar bagi penggemar yang menunggu cerita karakter pendamping tersebut.

Aspek ini juga menjadi kritikan besar yang dilemparkan kepada film Borderlands, mengingat karakter-karakter pendamping ini merupakan para sosok yang khas dan sangat dinanti oleh para penggemarnya. Menjadi sangat disayangkan bahwa film adaptasi ini gagal memenuhi ekspektasi dari penggemarnya.

8. Harapan yang Terlalu Besar?

Borderlands Review Buruk

Daftar terakhir dan cukup memungkinkan mengapa Borderlands memiliki review yang sangat buruk dalam debut peluncurannya, bisa saja karena terlalu besarnya harapan yang dimiliki oleh penonton. Borderlands bisa dikatakan sebagai salah satu game dengan basis penggemar yang cukup luas, dan tidak hanya itu, bahkan bisa dikatakan fanatik.

Tentu saja ketika pengumuman informasi akan hadirnya adaptasi dari game ikonik tersebut meluncur, langsung memiliki tanggapan luas dari para pecinta game. Ditambah penantian panjang selama pengumuman awal di 2015, dan penunjukan Eli Roth sebagai sutradara di 2020, membawa tahapan yang panjang dari penantian dan harapan yang dimiliki penggemar.

Menyadari bahwa perilisan filmnya memiliki penampilan yang dianggap buruk, tentu saja review dan kritikan pedaspun tak luput dari kekecewaan penggemar kepada film adaptasi ini. Hal itu menjadi alasan mengapa mengadaptasi sebuah cerita game yang memiliki penggemar banyak merupakan sebuah tantang besar ketika studio mencoba menyajikannya ke dalam media film.

Nonton film Borderlands di sini

Jangan sampai ketinggalan update berita terbaru dan pembahasan unik soal film dan series hanya di BahasFilm.id.

*

Penulis
  • Rama Satria Agung

    Tumbuh berkembang bareng tulisan dan bacaan. Punya hobi nulis yang lagi coba dikembangin. Anaknya Pop Culture banget.

Share:

Tinggalkan komentar

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.