Live action Avatar: The Last Airbender akhirnya sudah rilis di Netflix nih gaes. Tapi sayangnya, menurut kami serial ini masih belum bisa memenuhi ekspektasi. Dari sisi cerita, penokohan, dan pace harus diakui bahwa serial yang satu ini masih jauh dari mendekati versi aslinya yang dirilis Nickelodeon.
Bahasfilm.id akan membedah satu per satu apa yang membuat serial ini masih kami anggap kurang. Buat kamu yang masih belum menonton, ada baiknya untuk tidak membaca lebih jauh review ini. Alasannya tentu saja ditakutkan kamu nanti terkena spoiler. Ini ulasan lengkapnya untuk kita bahas bersama-sama soal live action Avatar: The Last Airbender Netflix.
1. CGI Avatar: The Last Airbender Kurang Halus
Persoalan pertama dari serial ini adalah CGI-nya kurang halus. Awalnya kami merasa ragu apakah kualitas CGI-nya memang begitu namun setelah bertanya teman, mereka juga merasa bahwa CGI-nya benar-benar masih jauh dari kualitas mumpuni.
Untuk CGI Appa, harus diakui kualitasnya lebih bagus daripada versi filmnya yang dirilis oleh M. Night Shymalan beberapa tahun yang lalu.
Tapi untuk kualitas lainnya, bisa dibilang CGI-nya benar-benar kurang enak dilihat. Hal paling buruk soal CGI adalah pergerakan Aang ketika mengeluarkan jurus elemen anginnya. Kualitas CGI yang ditampilkan terasa seperti CGI yang ada di salah satu serial televisi swasta di Indonesia.
Namun kami selaku penulis masih bisa memaklumi kualitas CGI tersebut asalkan ceritanya bagus serta menarik. Tapi sayangnya, live action Avatar: The Last Airbender Netflix belum mampu memenuhi ekspektasi ini.
2. Pace Cerita Amburadul
Jika bicara di atas, kami memang memaklumi kualitas CGI-nya asalkan ceritanya bagus. Tapi sayangnya, dari sisi cerita, live action ini masih belum mumpuni.
Mengambil awal cerita yang berbeda dibandingkan sumber aslinya, kami memang berekspektasi tinggi sejak episode pertama. Tapi sayangnya, perubahan alur cerita tidak membantu untuk membuat cerita menjadi lebih baik.
Pace cerita yang paling terasa amburadul di sini. Entah kenapa Netflix seperti terburu-buru untuk menampilkan hal-hal penting dari materi sumber aslinya. Semuanya serba mendadak tanpa aba-aba sehingga membuat cerita menjadi kurang menarik untuk diikuti.
BACA JUGA: 7 Film Bioskop Terbaru dan Terbaik untuk Kamu Tonton
Pace cerita serba terburu-buru ini mengingatkan kita pada versi filmnya yang dirilis oleh M. Night Shymalan yang benar-benar serba cepat segala-galanya dari sisi pengembangan cerita. Fans seakan tidak diberikan scene atau sesuatu yang memorable terhadap serial ini.
Pace cepat tersebut membuat serial ini terasa hampa dan hambar. Padahal sumber aslinya mampu membangun cerita dengan baik dan memiliki pace yang lambat.
3. Karakter Kurang Hidup
Pengembangan karakter pada sebuah serial adalah salah satu core yang harus dimiliki. Tapi lagi-lagi serial ini tidak mampu untuk melakukannya. Satu-satunya karakter yang kami akui sangat hidup adalah Pangeran Zuko. Karakter yang diperankan oleh Dallas James Liu ini mampu menangkap keangkuhan, kesongongan, dan ambisi seorang Zuko.
Sedangkan untuk karakter sisanya masih belum memenuhi ekspektasi. Bahkan Daniel Dae-kim yang merupakan aktor kelas kakap pun belum mampu menampilkan kengerian Raja Api Ozai di serial aslinya.
Adapun kenapa pengembangan karakter ini begitu kurang bagus adalah karena pace cerita yang begitu cepat sehingga membuat pengembangan karakter terganggu.
4. Adegan Aksi yang Masih Kaku
Salah satu hal yang paling menarik dari serial Avatar: The Last Airbender garapan Nickelodeon adalah aksi pertempuran yang dahsyat dan gerakan luwes para pengendalinya. Masing-masing pengendali memiliki ciri khas tersendiri dalam gerakannya.
Tapi sayangnya, di serial garapan Netflix, para karakter masih belum luwes ketika melakukan pengendalian elemen.
BACA JUGA:
- 9 Pemeran Film yang Hampir Mati saat Shooting, Siapa Saja?
- 7 Film Horor Terbaik dan Mengerikan yang Bertema Teknologi
- Penjelasan Ending Madame Web yang Gak Boleh Terlewatkan!
Tapi untuk pengendali api, harus diakui apa yang diperlihatkan lebih baik dibandingkan pengendali elemen lainnya. Alangkah dahsyatnya jika adegan aksi mampu diperlihatkan seperti serial aslinya. Ini tentunya akan menjadi nilai plus.
5. Harapan ke Depannya
Jikalau nanti serial Avatar: The Last Airbender dilanjut hingga ke musim selanjutnya, harapannya tentu saja ada perbaikan yang dilakukan oleh Netflix khususnya dari sisi pace cerita.
Menggunakan pace yang lambat memiliki berbagai nilai positif, salah satunya adalah pengembangan karakter yang lebih baik. Dengan begini, serial tersebut bisa dinikmati lebih baik lagi dan lebih layak lagi seperti serial Netflix berkualitas tinggi lainnya.
Nah, menurut kamu apakah Avatar: The Last Airbender garapan Netflix ini sudah sesuai ekspektasi?
Tonton live action Avatar: The Last Airbender di sini