Valar Morghulis dan Valar Dohaeris adalah dua hal yang kerap kali muncul di Game of Thrones.
Maklum, Game of Thrones merupakan salah satu serial yang cukup menarik untuk diikuti, khususnya bagi mereka yang suka dengan genre kolosal, fantasi, dan aksi. Sebagai salah satu seri dengan lore paling luas, ada banyak hal menarik yang muncul di Game of Thrones.
Lantas apa arti dari Valar Morghulis dan Valar Dohaeris? Ini ulasan lengkapnya untuk kita bahas mengenai arti dari kedua bahasa ini.
Arti Valar Morghulis dan Valar Dohaeris di Game of Thrones

Dalam dunia Game of Thrones, terdapat dua frasa penting yang berasal dari bahasa Valyria Kuno yaitu Valar Morghulis dan Valar Dohaeris. Keduanya sering muncul dalam kisah Arya Stark dan berhubungan erat dengan organisasi misterius Faceless Men di Braavos.
Valar Morghulis berarti “Semua manusia harus mati.” Frasa ini mencerminkan filosofi kehidupan yang diyakini oleh Faceless Men, yakni bahwa kematian adalah bagian tak terelakkan dari kehidupan dan harus diterima tanpa perlawanan. Frasa ini pertama kali diperkenalkan dalam serial oleh Jaqen H’ghar, seorang pembunuh bayaran dari House of Black and White. Ia mengucapkannya kepada Arya Stark dan memberinya koin besi yang digunakan untuk mencari jalan ke Braavos. Koin itu hanya akan berfungsi jika disertai dengan ucapan Valar Morghulis.
Frasa balasan dari Valar Morghulis adalah Valar Dohaeris, yang berarti “Semua manusia harus melayani.” Ungkapan ini menunjukkan keseimbangan dari makna kematian bahwa sebelum mati, manusia memiliki kewajiban untuk melayani sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri, baik itu dewa, bangsa, tugas, atau takdir.
Dalam konteks Faceless Men, ini menggambarkan pengabdian total kepada “Dewa Berkepala Banyak” (God of Many Faces), yang mereka sembah sebagai perwujudan dari kematian itu sendiri.
Secara simbolis, frasa ini menggambarkan dua hal penting dalam cerita Game of Thrones, takdir dan pengorbanan. Semua karakter pada akhirnya harus menghadapi kematian, tak peduli seberapa besar kekuatan, status, atau ambisinya. Namun, sebelum itu, mereka harus melayani sesuatu yang lebih tinggi: cinta, kehormatan, dendam, atau kebenaran.
Arya Stark adalah tokoh yang paling banyak berinteraksi dengan makna mendalam dari dua frasa ini. Dalam perjalanannya bersama Faceless Men, Arya belajar mengesampingkan identitas pribadinya untuk menjadi “no one” (bukan siapa-siapa), sebagai bentuk pelayanan kepada kematian. Namun, pada akhirnya, ia memilih untuk tetap menjadi Arya Stark, membuktikan bahwa walau semua manusia harus mati, mereka tetap bisa memilih jalan hidup dan bentuk pelayanannya sendiri.
Dalam konteks yang lebih luas, Valar Morghulis dan Valar Dohaeris adalah pengingat filosofis tentang kehidupan dan kematian, dua hal yang tak terpisahkan dalam dunia Westeros.
Frasa Valar Morghulis dan Valar Dohaeris dalam Game of Thrones bukan hanya sekadar ungkapan, tetapi juga mencerminkan filosofi hidup dan mati di dunia Westeros.
Valar Morghulis mengingatkan bahwa kematian adalah nasib pasti bagi semua manusia, tanpa memandang status atau kekuatan. Sementara itu, Valar Dohaeris menegaskan bahwa sebelum kematian datang, setiap manusia memiliki kewajiban untuk melayani, entah itu takdir, keyakinan, atau tujuan hidup.
Melalui karakter Arya Stark, makna dari dua frasa ini diperlihatkan secara mendalam, dari proses kehilangan identitas hingga menemukan kembali jati diri dan tujuannya. Pada akhirnya, dua frasa ini menjadi lambang keseimbangan antara menerima kematian dan menentukan cara hidup.
Dalam dunia penuh intrik dan perebutan kekuasaan seperti Westeros, Valar Morghulis dan Valar Dohaeris menjadi pengingat akan kenyataan bahwa hidup dan mati adalah dua sisi dari koin yang sama.
Tonton Game of Thrones di sini
Jangan sampai ketinggalan update berita soal film dan pembahasan unik soal film hanya di BahasFilm.id.