Fight Club secara mengesankan mampu menjadi pembahasan di kalangan pecinta film hingga dua dekade lebih semenjak perilisannya pada tahun 1999. Dengan adegan ending yang juga mampu memicu perdebatan, narasi postmodern Fight Club menjelma lebih sebagai sebuah adegan, namun juga memicu lebih banyak gerakan budaya di dunia nyata, khususnya di kalangan remaja yang merasa terwakilkan atas narasi yang diangkat.
Chuck Palahniuk menjadi sosok yang berada di balik cerita film ini, lewat novelnya yang hadir di 1996 dan diadaptasi oleh David Fincher 3 tahun setelahnya. Dalam beberapa hal, film dan novelnya memiliki sedikit perbedaan dari segi adegan, khususnya di ending film di mana kita diperlihatkan bagaimana Edward Norton menembak kepalanya sendiri bersama Marla Singer (Helena Bonham Carter) sembari melihat kehancuran yang dilakukan oleh project Mayhem, di bawah kendali alter egonya, Tyler Durden (Bradd Pitt).
Sementara di novel, kita disajikan ending yang sedikit heroik, dengan project Mayhem yang tidak berhasil dilakukan secara sukses. Namun, ending dalam film tampaknya lebih sukses terbenam di hati penonton, dan menjadi menarik untuk mencoba memahami penjelasan dari adegan ending di Fight Club!
Kematian Tyler Durden
Dalam adegan ending, kita diperlihatkan bagaimana sang Narator menembak wajahnya sendiri, setelah segala kekacauan yang terjadi atas rasa psikologisnya dengan dirinya mulai menyadari bahwa Tyler Durden selama ini merupakan sosok alter egonya sendiri.
Setelah kejadian tersebut, nampak sang Narator selamat sementara Tyler Durden menghilang, atau bisa dikatakan telah dimusnahkan. Menariknya, hal yang kemudian menjadi pembahasan adalah apakah sang Narator benar-benar musnah dari pikiran sang Narator, atau justru nantinya muncul kembali.
Tentu dengan keputusan sang narator tersebut, kita diarahkan untuk memahami kemauan kuat sang narator untuk menyingkirkan Durden dari pikirannya, sementara ending memperjelas bahwa Durden seharusnya telah musnah dan narator berhasil mengambil alih kesadarannya sendiri, dan sukses memenangkan pertarungan batinnya.
Baca juga:
- Melihat Daftar 10 Film Horor Tanpa Hantu di Dalamnya!
- 15 Quotes Paling Ikonik dalam Film!
- Rekomendasi 10 Anime Romantis dan Aksi Terbaik!
Perkataan Sang Narator Kepada Maria di Akhir
Di samping kita telah mengetahui twist bahwa Durden bukanlahnya sosok nyata, kita disadari dengan ucapan di mana Narator mengatakan kalimat “You met me at a very strange time in my life” kepada Marla Singer. Mengingat bahwa hubungan mereka digambarkan pelik, aneh, dan kompleks, sedikit mengisyaratkan bagaimana kesadaran Narator tentang perilaku gilanya selama ini (meski dalam kondisi tidak sadar).
Kejadian ini lebih dari sekedar kehancuran yang ia lakukan, namun juga hubungan dirinya dengan orang-orang lain yang terlibat, khususnya Marla yang sepanjang film menjadi sosok penting dari perkembangan cerita. Hal ini sekaligus menjadi tanda Individuasi dirinya atas kegilaan batin yang terjadi dan hal-hal internal yang selama ini ada di benaknya hanyalah obsesi pada dunia ideal menurutnya.
Adegan ini semakin memperkuat bagaimana sang Narator akhirnya mampu memenangkan konflik batinnya dan tersadar bahwa rasa bersalah terhadap Marla merupakan bagian hidup dirinya yang memang tidak bisa lepas, serta tetap menjadi tanggung jawab dirinya.
Where Is My Mind-The Pixies
Kemudian lantunan The Pixies terputar di adegan terakhir film ini, dengan lirik yang luar biasa menjelaskan bagaimana inti konflik dari diri sang Narator. Sesuai judulnya, secara cerdas lirik Where is My Mind memang mencoba menarik pendengar untuk memahami diri mereka sendiri.
Dan hal ini menjadi satu bagian yang pas menggambarkan kemerdekaan Narator atas dirinya di adegan akhir, terlepas dari pertanggungjawaban dirinya. Untuk pertama kalinya, Narator akhirnya mampu melihat dirinya sendiri dengan jelas, setelah selama ini terperangkap di mentalitas anarkinya, sekaligus membunuh Tyler Durden.
Meskipun kita tidak pernah diberi tahu secara jelas apa sebenarnya penyakit yang dialami Narator, namun secara sukses film ini menggambarkan bagaimana sisi batin para individu yang selama ini sulit dilakukan di dunia nyata, dan Fight Club berhasil menciptakan sisi fantasi yang selama ini mungkin sulit diungkapkan!
Jangan sampai ketinggalan update berita terbaru dan pembahasan unik soal film hanya di BahasFilm.id.